Ilustrasi bawang merah. shutterstock.com
TEMPO.CO, Jakarta - Balikpapan-Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan akan mengembangkan komoditas bawang merah melalui metode klaster untuk mengendalikan laju inflasi jangka panjang.
Pengembangan klaster bawang merah itu akan dilakukan tak hanya di Balikpapan, namun di Kabupaten Penajam Paser Utara. Hari ini, bank sentral menandatangi nota kesepahaman dengan kedua pemda.
"Secara rata-rata tahunan, sumber inflasi di Balikpapan itu datangnya dari bahan pangan yang pasokannya didatangkan dari luar, salah satunya bawang merah. Maka kami coba berkontribusi dengan pengembangan ini agar inflasi terkendali," ujar Kpwl BI Balikpapan Suharman Tabrani, Rabu, 31 Mei 2017.
Baca: Turunkan Harga, Bulog Guyur 7 Ton Bawang
Dia mengatakan program pengembangan klaster ini akan berjalan selama tiga tahun. Selama tiga tahun, bank sentral akan mengembangkan produksi mulai dari hulu hingga hilir.
Adapun lokasi sasaran pengembangan klaster di masing-masing daerah adalah di Gunung Bubukan, Kelurahan Teritip, Balikpapan, dan Desa Rintik, Penajam. Kedua daerah dan kelompok tani yang ada di daerah itu dianggap potensial untuk pengembangan klaster.
Simak pula: Bawang Merah | Bawang Putih dan Permasalahannya
"Nanti kami akan kirim petani-petani bawang merah ke Brebes, yang tak lain adalah sentra produksi bawang merah. Selain itu, kami akan perjuat juga kelembagaan kelompok tani," ucap Suharman.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyatakan apresiasinya terhadap bank sentral yang telah mengupayakan pengendalian inflasi melalui klaster bawang merah. "Kalau berhasil akan sangat luar biasa, bawang merah tidak perlu didatangkan dari Jawa atau Sulawesi, cukup dari dalam kota dan Penajam. Apalagi Penajam lahan tanamnya lebih luas dari Balikpapan," kata Rizal.
Comments
Post a Comment