Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Humaniora

DPR akan Bentuk Panja Umrah dan Haji

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso KASUS penipuan calon jemaah umrah oleh biro perjalanan First Travel harus menjadi pelajaran penting soal pengawasan terhadap biro-biro umrah lainnya. Tujuannya agar kejadian yang merugikan banyak masyarakat itu tidak terulang lagi. Terkait dengan hal itu, Komisi VIII DPR berencana membentuk Panitia Kerja (Panja) Umrah dan Haji seusai pelaksanaan musim haji tahun ini. "Kami di Komisi VIII DPR baru saja menggelar rapat internal dan kami bersepakat akan membentuk Panja Umrah dan Haji khusus untuk membongkar persoalan yang ada," kata anggota Komisi VIII DPR Fraksi NasDem Choirul Muna, di Jakarta, kemarin. Ia menegaskan, sebagai wakil rakyat, Komisi VIII DPR berkeinginan agar uang jemaah umrah yang tertipu oleh First Travel dapat dikembalikan kepada jemaah. Karena itu, lanjut dia, DPR meminta kepada lembaga Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri aliran dana First Travel secara serius agar a

Iptek Butuh Dukungan Industri

MI/ARYA MANGGALA INDUSTRI di Tanah Air harus membantu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) demi meningkatkan daya saing dan nilai tambah ekonomi. Kemajuan pembangunan bisa tercapai jika Indonesia bisa meningkatkan kekuatan iptek secara mandiri. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan itu dalam orasi ilmiah Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture di Auditorium Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta, kemarin. Menurutnya, saat ini RI masih sebatas memanfaatkan teknologi dari luar. Dalam jangka panjang, kecenderungan itu akan berdampak negatif dan menyulitkan RI menjadi negara maju. "Banyak yang tidak sadar Indonesia bisa maju dengan meningkatkan kekuatan iptek. Teknologi dan inovasi jadi pembeda negara maju dan negara yang jalan di tempat," kata dia dalam pidato peringatan hari jadi ke-50 LIPI. Mantan menteri keuangan itu menambahkan pengembangan teknologi negara-negara maju di Asia seper

Idul Adha 1 September 2017

ANTARA/APRILLIO AKBAR KEMENTERIAN Agama (Kemenag) menetapkan Idul Adha tahun ini jatuh pada Jumat, 1 September. Penetapan itu disampaikan Sekjen Kemenag Nur Syam seusai penyelenggaraan sidang isbat awal Zulhijah 1438 H, di Kantor Kemenag, Jakarta, kemarin. Keputusan itu, kata Nur, didasarkan pada metodologi hisab rukyat (perhitungan kalender dan pengamatan langsung posisi Bulan) yang dilakukan di sejumlah lokasi di Tanah Air. Setidaknya ada sepuluh petugas yang menyatakan telah melihat hilal/bulan sabit muda. Dua orang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), dua orang dari Nahdlatul Ulama, serta ada pula dari tokoh umat Islam dan tim Kemenag. “Rabu, 23 Agustus adalah 1 Zulhijah 1438 H. Maka Idul Adha jatuh pada Jumat, 1 September 2017.” Pada kesempatan sama, Ketua MUI Abdullah Jaidi berharap Idul Adha kali ini menjadi momentum bagi umat Islam di Tanah Air untuk meningkatkan kurban sebagai wujud kepedulian terhadap sesama masyarakat. Sementara itu, wartawan Media Indon

RAPBN 2018 Tuntut Kerja Keras

Foto : koran jakarta/ones Oleh Dr Telisa Aulia Falianty D alam pidato kenegaraan Bapak Presiden Jokowi pada tanggal 16 Agustus 2017 telah disampaikan nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Dalam pidato tersebut diuraikan fokus RAPBN 2018 seperti efisiensi dan kualitas belanja prioritas. Kemudian, reformasi penerimaan negara, menjaga momentum ekonomi, dan kepercayaan rakyat. RAPBN ingin memberi sinyal, anggaran negara semakin sehat agar ekonomi semakin kuat. Postur RABPN dilatarbelakangi asumsi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari Outlook 2017 sebesar 5,4 persen. Demikian juga untuk inflasi yang sedikit lebih rendah dari APBN-P 2017 sekitar 3,5 persen. Nilai tukar lebih lemah dari APBN-P 2017 pada posisi 13.500. Selain itu, lifting minyak diprediksikan turun di kisaran 800 ribu barel/hari dan lifting gas naik menjadi 1.200 barel/hari. Suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) diprediksikan menjadi 5,3 persen. Mengenai pe

Belanja 2018 Kurangi Kemiskinan

MI/ARYA MANGGALA PEMERINTAHAN Joko Widodo dan Jusuf Kalla fokus pada pemerataan ekonomi berkeadilan melalui pengurangan kemiskin­an. Hal itu bertujuan menciptakan keadilan dan perlindungan sosial kepada masyarakat. Rancangan Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 salah satunya akan diarahkan pada perbaikan indeks pembangunan manusia melalui berbagai kebijakan, yakni menggenjot efektivitas program perlindung­an sosial dan penajaman belanja pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat mengatakan, pada 2018 akan ada perluasan cakupan intervensi bansos melalui ­Program Keluarga Harapan (PKH) untuk kelompok masyarakat sosial ekonomi terbawah dari semula 6 juta menjadi 10 juta keluarga penerima manfaat. “Program-program jaminan sosial prioritas pemerintah diharapkan dapat mencakup 40% masyarakat ekonomi terbawah karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada golongan masyarakat tersebut menunjukkan bahwa gap cuk

Makna Hari Konstitusi

PERSPEKTIF Foto : ISTIMEWA Hari Jumat (18/8) kemarin Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menyelenggarakan peringatan Hari Konstitusi di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen Senayan. Acara bertemakan Peran Konstitusi dalam Memandu Pembangunan Bangsa. Acara tahunan ini dihadiri juga Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para pimpinan lembaga negara. Pada kesempatan ini, Wapres Jusuf Kalla menekankan pentingnya konstitusi sebagaimana para pendiri bangsa membentuk negara pada awal kemerdekaan. Konstitusi negara terdapat visi founding fathers. Visi harus dilihat untuk menjalankannya ke depan. Sejalan dengan pemikiran Wapres, Ketua MPR Zulkifli Hasan membuka pidato peringatan dengan mengingatkan pentingnya sejarah, dalam kaitan ini sejarah konstitusi. Dia mengutip pidato Soekarno pada peringatan 17 Agustus 1966 yang bermakna sangat politis dan strategis berjudul “Jas Merah” yang merupakan singkatan jangan melupakan sejarah. Peringatan Hari Konstitusi yang mulai digagas MPR pe

Woow, Inilah No. Telepon Terkutuk di Dunia, 0888.888.888, Koq Bisa?

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Dari sejarahnya, telepon yang kita gunakan sekarang ini, pertama kali diciptakan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876. Bell bersama Watson asistennya melakukan uji coba percakapan telepon pertamanya.  Mereka berada di ruangan yang berbeda dan melakukan percakapan melalui pesawat telepon . Pada tanggal 7 Maret 1876, Bell menerima hak paten atas sistem dan alat telepon ciptaannya itu. Dan pada tahun 1877, seorang banker bernama Roswell C. Downer membangun jaringan telepon komersil pertama yang menghubungkan rumah dengan kantornnya. Pada tahun 1910, cikal bakal telepon seluler muncul. Itu ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson. Dia merupakan pendiri perusahaan Ericsson yang kini dikenal dengan perusahaan Sony Ericsson. Pada tahun 1960, sebuah perusahaan di Finlandia yang bernama Fennis Cable Works, yang semula berbisnis di bidang kabel melakukan ekspansi dengan mendirikan perusahaan elektronik yang bernama Nokia sebagai handset telepon selule

Cinta Tanah Air Sudah Diajarkan Nabi Sejak Dulu

KEPALA Daerah Kerja (Daker) Madinah Amin Handoyo berpesan semangat cinta Tanah Air gar terus ditingkatkan karena itu adalah fitrah. “Nabi Muhammad SAW punya kecintaan terhadap Tanah Airnya. Saat hijrah dari Mekkah ke Madinah, beliau menangis karena meninggalkan Mekkah yang dicintainya. Keteladanan Rasulullah ini juga diikuti para sahabatnya. Kaum Muhajirin saat meninggalkan Mekkah langsung sakit dan demam karena mereka cinta Tanah Airnya. Kita harus mencontoh apa yang telah dilakukan para pahlawan dan syuhada yang mengorbankan jiwa raga untuk Indonesia,” kata Amin saat memimpin upacara bendera HUT ke-72 RI di Kantor Daker Madinah, Kamis (17/8). Hadir seluruh petugas haji dari sejumlah sektor termasuk jemaah yang sedang mampir ke Daker Madinah untuk mengikuti upacara. Dari puluhan orang yang hadir dalam upacara, ada sebagian petugas diperbantukan, terutama para mukmin yang sudah lama bermukim di Arab Saudi. Muhammad, 27 Warga Negara Indonesia yang lahir di Madinah meng

KJRI Jeddah Minta Jemaah Waspadai Calo Kursi Roda

MI/SISWANTINI SURYANDARI KONSULAT Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah mengimbau jemaah haji untuk waspada terhadap calo. Pihak KJRI juga menegaskan tidak pernah mengeluarkan surat apa pun terkait dengan pelayanan haji. Penegasan itu disampaikan Pejabat Fungsional Penerangan, Sosial, dan Budaya KJRI Jeddah, Umar Badarsyah, saat dimintai konfirmasi tentang adanya mukimin yang mengaku mendapat surat pengantar dari KJRI. "Kami imbau jemaah untuk tidak termakan bujukan para calo terutama yang mengaku mendapat rekomendasi surat keterangan dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) ataupun KJRI," ujar Umar di Jeddah. Sebelumnya petugas Perlindungan Jemaah Daker Mekah pada Senin (14/8) telah menginterogasi sejumlah mukimin yang menawarkan jasa mendorong kursi roda. Sebagian mengaku membawa surat pengantar dari KJRI. Mereka diketahui mematok biaya jasa mendorong kursi roda mulai 600 riyal Saudi (SRls) hingga SRls1.000 (Rp2 juta-Rp3,5 juta). Padahal,

Presiden Trump Hadapi Kritik karena Respon Awalnya terhadap Kekerasan di Charlottesvile

“Kami mengutuk sekeras-kerasnya aksi kebencian, intolerasi dan kekerasan yang menjijikkan dari berbagai pihak, berbagai pihak,” ujar Presiden Donald Trump. Presiden Trump berbicara setelah insiden penabrakan mobil tersebut, dan menimbulkan kecaman karena tidak memusatkan kecaman terhadap kelompok supremasi kulit putih yang berkumpul di Charlottesville, dan karena tampaknya ia mengemukakan bahwa demonstran tandingan sama-sama bertanggungjawab atas insiden tersebut. Senator Orrin Hatch dari partai Republik dalam cuitannya di Twitter mengemukakan, “Kita seharusnya menyebut yang jahat apa adanya. Saudara saya tidak mengorbankan jiwanya dalam melawan Hitler agar gagasan Nazi dibiarkan begitu saja di sini.” Bahkan Anthony Scaramucci, pendukung setia Trump yang sempat menjabat sebentar di Gedung Putih, mengatakan, presiden seharusnya bersikap lebih keras dalam pesannya. Mantan direktur komunikasi Gedung Putih itu dalam acara This Week di stasiun televisi ABC mengatakan, “Saya pikir

Barisan Caping Hijau Meriahkan Madinah

MI/SISWANTINI SURYANDARI “PAKAI caping biar enggak kepanasan dan juga gampang dikenali,” kata Moh Zuhri, 80, jemaah asal Kecamatan Gandrung Manis, Cilacap, Jawa Tengah, saat tiba di Pavillion 3i Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah, kemarin pukul 10.00 waktu Arab Saudi. Caping warna hijau yang ia kenakan sungguh menarik perhatian. Bahkan ada orang Arab yang meminjam caping dengan gambar bendera Merah Putih dan bertuliskan KBIH Al Munawarroh itu untuk berswafoto. Tak cuma Zuhri, dari 320 jemaah dari Kloter 45 Embarkasi Solo ini, ada 45 jemaah yang menggunakan caping hijau. Penggunaan caping itu juga simbol bahwa mayoritas jemaah berasal dari kalangan petani. “Saya ini buruh tani, menabung haji sejak 2010. Tahun ini bisa berangkat haji, tapi tidak bersama suami. Sudah kehendak Allah, suami meninggal beberapa bulan lalu. Saya akan badalkan suami,” kata Suparni, 47, warga Kecamatan Kedungreja, Cilacap. Wajah-wajah lelah, tetapi gembira terlihat dari raut muka

WHO: Hampir 900.000 Anak di Nigeria Memperoleh Obat Anti-malaria

World Health Organization melaporkan badan tersebut telah menyediakan obat anti-malaria kepada hampir 900.000 anak di kawasan timur laut Nigeria yang sebelumnya dikuasai oleh militan Boko Haram. Upaya ini adalah bagian dari strategi baru untuk menanggulangi malaria, pembunuh utama di kalangan anak-anak balita. Direktur Program Malaria Global World Health Organization, Pedro Alonso, mengatakan pada VOA, bahwa badan tersebut telah menyelesaikan putaran pertama dari pendekatan darurat untuk menghentikan penyebaran penyakit tersebut. Alonso memperkirakan sekitar 10.000 jiwa akan terselamatkan lewat penyediaan obat-obat anti-malaria kepada 900.000 anak yang sama setiap bulannya hingga November, ketika periode penularan yang tinggi akan berlalu. Ia mengatakan obat tersebut membasmi parasit yang kemungkinan telah masuki ke dalam sistem tubuh anak-anak itu dan memberikan perlindungan selama tiga hingga empat minggu. “Dengan mengulangi operasi ini kepada anak-anak yang sama setiap bu

Nur Anani M Irman Melestarikan Tari Topeng Losari

MI/ADAM DWI SOSOKNYA mungkin tidak terlalu dikenal para anak muda modern yang tinggal di perkotaan. Namun, namanya justru terkenal di kalangan pecinta kesenian tradisional di dalam maupun luar negeri. Nur Anani M Irman atau lebih dikenal dengan sebutan Nani Topeng Losari ialah penari profesional Tari Topeng Cirebon gaya Losari yang sudah menekuni kesenian tersebut secara turun-menurun dari nenek moyangnya sejak dirinya remaja hingga saat ini. Bagi ibu dua anak tersebut, menari dan memperkenalkan tarian tradisional asal daerahnya ialah kewajiban sebagai penerus generasi ketujuh trah Topeng Losari di era modern yang semakin menggerus kesenian tradisional. "Kalau berbicara tentang tari, saya generasi penerus dari trah Tari Topeng Losari. Saya generasi ketujuh dari trah Panembahan Losari," ungkap Nani saat ditemui Media Indonesia di sebuah mal di Jakarta Barat, Selasa (25/7). Sebagai seorang penerus trah tari tradisional yang sudah sangat langka, Nani menceritakan

Eksponen AMM: Respons Permendikbud dengan Arif

ANTARA EKSPONEN Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) mengaku perlu menyikapi masalah kebijakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Eksponen AMM mengaku mendukung kebijakan Permendikbud tersebut. Dalam keterangan resmi, Rabu (9/8), eksponen AMM menyatakan kebijakan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah telah menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Terdapat elemen-elemen masyarakat yang mendukungnya. Ada pula yang menyikapinya dengan biasa-biasa saja. Penyikapan model ini biasanya karena mereka selama ini sudah menerapkan konsep Pendidikan Lima Hari Sekolah. "Namun terdapat pula elemen masyarakat yang tegas dan keras menolak kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut, seperti yang dilakukan oleh sahabat-sahabat kami di Nahdlatul Ulama, termasuk sikap resmi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Alasan yang paling dominan adalah terkait keberadaan Madrasah Diniyah (Madin). Kebij

Bertanggung Jawab dalam Berkomunikasi

Foto : ISTIMEWA Ada dua peribahasa “Mulutmu, harimaumu” dan “Penamu adalah senjatamu.” Artinya, kita harus mempertanggungjawabkan ucapan dan tulisan. Salah ucap, ataupun salah menulis, kemungkinan ber­dampak buruk, bisa saja dipenjara. Sudah banyak contoh yang sebenarnya bisa menjadi pelajaran. Apabila tidak ha­ti-hati dalam berbicara, apalagi disengaja. Begitu juga su­dah banyak yang terjerat hukum karena seenaknya menu­lis sesuatu di media sosial. Kita ingin menyinggung soal yang kini ramai diper­bincangkan tentang ribut para elite partai politik dipicu ucapan yang dinilai menyinggung partai lain. Dia juga di­anggap bisa menyulut konflik akar rumput. Kebetulan dua kasus yang dimaksud relatif berdekatan waktunya. Ucapan Wakil Ketua umum Partai Gerindra FX Arief Poyuono atas dugaan penghinaan melalui media elek­tronik sebagaimana Pasal 156 KUHP dan pasal 45A UU ITE. Dalam pernyataannya, Arif menyebut kader PDI-P sama dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ini tentu memb

Pemanfaatan Dana Haji Harus Sesuai dengan Undang-Undang

MI/M. Irfan KETUA Komisi VIII DPR, Ali Taher mengatakan, pemanfaatan dana haji harus sesuai dengan undang-undang. Pada aturan dasarnya, pengelolaan dana haji harus berasaskan pada syariah dan kehati-hatian. Selain itu, tujuan pengelolaan yang pertama harus untuk meningkatkan pelayanan pelaksanaan ibadah haji. “Transparansi menjadi hal yang pasti harus dilakukan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Kami akan terus melakukan pengawasan dan menunggu hasil laporan dan pertanggungjawaban berkala yang harus dipenuhi oleh BPKH ke DPR nantinya,” ujar Ali di Jakarta, Minggu (6/8). Namun, untuk dapat mempercepat kejelasan pemanfaatan dana haji, dirinya mendorong agar segera dapat terlebih dahulu diterbitkan peraturan pemerintah (PP) soal pemanfaatan dana haji. Hal itu yang nantinya jadi pedoman dan penjelasan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2014. “Karena melalui PP tersebut akan diatur lebih terperinci tentang penjelasan dari sejumlah pasal. Mitra kerja pelaksana teknisnya juga

10 Jemaah Indonesia Wafat di Madinah

MUDJIONO Sukibat bin Sumodimedjo, 63, kloter delapan embarkasi Surabaya (SUB 08) wafat Sabtu (4/8) pada pukul 10.43 waktu arab saudi di kamar hotel tempat menginap, karena serangan jantung. "Almarhum berasal dari Tulungagung dan tiba di Madinah pada 30 Juli," kata Kasi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah Edi Supriyatna, Minggu (6/8). Mudjiono merupakan jemaah kesepuluh yang wafat di Madinah. Sebelumnya, ada sembilan jemaah haji Indonesia yang dilaporkan wafat di Daerah Kerja Madinah, yaitu: Pertama, Amnah Hasri Husin binti Husin (MES 02), wafat 4 Agustus 2017 pukul 03.00 WAS di hotel karena serangan jantung. Kedua, Sarnata Sarun (JKG 05), wafat 3 Agustus 2017 pukul 20.00 di hotel karena serangan jantung. Ketiga Ilebbi binti Jinatta Lepu (UPG 08), wafat 3 Agustus 2017 jam 16.16 WAS di pelataran Masjid Nabawi karena serangan jantung. Keempat, Hadiarjo Singarejo Singaleksana Kasenet bin Singarejo Kasenet (SOC 01), wafat 3 Agustus 2017 jam

Melek Huruf Tinggi Minat Baca Rendah

ANTARA/Ari Bowo Sucipto MESKI angka melek huruf di Indonesia tinggi, minat dan daya baca masyarakat masih rendah. “Indonesia berada di posisi 60 dari 61 negara berdasarkan studi Most Littered Nation in the World yang dilakukan Central Connecticut State University pada 2016,” ujar Dirjen Pendidikan Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harris Iskandar pada diskusi yang diadakan dalam rangkaian ASEAN Literary Festival di Jakarta, kemarin. Berdasarkan studi tentang minat baca itu, Indonesia hanya setingkat di atas Botswana. Harris menjelaskan tren penurunan buta aksara di Indonesia dari tahun ke tahun terus membaik. Pada 2014 angka buta aksara di Indonesia sekitar 3,7% atau 5,9 juta penduduk dan di 2016 menjadi 3,56% atau 5,7 juta penduduk. Rendahnya budaya membaca menjadi kendala dalam meningkatkan literasi di Indonesia. “Pemerintah telah mencanangkan Gerakan Literasi Nasional dalam rangka meningkatkan budaya baca pa

Cakra, Solusi Autisme dan Tunanetra

MI/PANCA SYURKANI SEGMEN terakhir ialah bahasan aplikasi edukasi untuk pengidap autisme, Cakra. Awalnya Nurul Wakhidatul Ummah dan Muhammad Rizky Habibie membuat aplikasi Cakra karena ingin membantu masyarakat menengah ke bawah yang kesulitan untuk mendapat akses terapi untuk autisme. Karena mereka tahu masyarakat di Indonesia terutama di rural area tidak sedikit yang mengidap kebutuhan khusus. Namun, sayangnya sering terbentur keterbatasan ekonomi. Selain itu, harga terapi yang ada saat ini masih belum bisa dijangkau oleh semua kalangan. Untuk saat ini, Nurul berharap ada terapi yang mudah. Artinya bisa dipakai di mana pun dan kapan pun tanpa terkendala biaya dan proses. Karena Nurul dan rekannya tidak mempunyai pengetahuan tentang terapi autisme, mereka bekerja sama dengan Cakra Autism Center Surabaya yang mempunyai sekitar 600 pasien. Aplikasi Cakra digunakan di Cakra Autism Center Surabaya. Cakra didukung oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ris

Bertemu Presiden, PII akan Kawal Gerakan Literasi

Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) berkumpul usai bertemu Presiden Joko Widodo di kompleks Istana, Jakarta, Kamis (3/8).. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean PENGURUS Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) berjanji akan mengawal gerakan literasi pelajar seluruh Indonesia. Dalam gerakan literasi ini, PII akan fokus pada penanaman nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan Hal ini disampaikan Ketua Bidang Komunikasi Umat PB PII, Fajar Iman usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (3/8). "Sudah selayaknya nilai keislaman dan keindonesiaan tidak ada jurang pemisah, tapi dia satu rel yang saling melengkapi satu sama lain," kata Fajar. Fajar mengapresiasi kebijakan Presiden yang membagikan buku ke pelosok daerah melalui PT Pos Indonesia. Pembagian buku ini merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap gerakan literasi. Ia pun mengklaim PII selama ini salah satu gerakan literasinya yakni mendistribusikan buku, khususnya buku-buku founding