PULAU Kalimantan atau banyak beberapa yang menyebutnya Borneo, adalah pulau ketiga terbesar di dunia. Pulau seluas 748.168 kilometer per segi yang tidak hanya milik 1 negara, melainkan 3, yakni Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Banyak teori dan penjelasan panjang lebar tentang terbentuknya pulau ini. Satu yang bisa dipahami secara singkat adalah dengan menengok Teori Plate Tectonic.
Teori itu merujuk bahwa dahulu kala, di bumi hanya ada 1 daratan yang begitu luas bernama Pangaea/Pangea. Seiring bergulirnya zaman, terjadi aktivitas tektonik yang memecah benua luas itu jadi dua daratan atau benua lagi, yakni Laurasia di utara dan Godwanaland di selatan.
Lantas, kedua benua di dua lempeng besar itu terpisah-pisah lagi yang lantas membentuk benua-benua seperti sekarang, macam Asia, Eropa, Amerika, Australia, Afrika dan Antarktika. Nah, Pulau Kalimantan merupakan salah satu pecahan dari benua-benua tersebut.
Kalau mau mengintip terbentuknya secara ilmiah lagi, begini ceritanya. Pulau Kalimantan itu bagian dari Lempeng Mikro Sunda. Lempeng yang berasal dari fragmen Lempeng Eurasia yang pada 40-50 juta tahun lalu bertumbukan dengan Lempeng India.
Lempeng Mikro Sunda itu meliputi Semenanjung Malaya, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, hingga Kalimantan. Tapi bedanya, Pulau Kalimantan tidak berdekatan dengantubrukan lempengan, hingga relatif aman dari bencana-bencana gempa.
Selain itu juga tidak ada gunung berapi. Akan tetapi pada Februari 2015, tercatat ada guncangan gempa berkekuatan 5,7 Skala Richter (SR) di 413 km Timur Laut Kota Tarakan, Kalimantan Utara yang pusat gempanya berada di kedalaman 10 km.
Hal ini jelas membantah mitos bahwa Borneo aman 100 persen dari bencana gempa. Apalagi gempa yang sama di tahun itu juga terjadi pertama kali di bulan Januari dengan berkekuatan 5,6 SR.
Ternyata menurut pernyataan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kalimantan Timur dan Utara tetap berada dalam zonasi gempa dari megathrust Sulawesi Utara atau Sesar Palu Koro.
Makanya di Borneo tetap akan terasa gempa jika memang ada gesekan atau tubrukan antarlempeng. Pasalnya yang terjadi di 2015 itu bukan kali pertama.
BMKG juga mencatat pada November 2017, Tarakan yang dulu masih berada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, diguncang gempa 5,5 SR. Begitupun di Kalimantan Selatan, tepatnya Pulau Laut, Sebuku dan Batulicin pada Februari 2008 dengan guncangan 5,8 SR.
Comments
Post a Comment