Deddy Mizwar (kanan) dan Ahmad Syaikhu (kiri)---ANTARA/Risky Andrianto
DPD Partai Gerindra Jawa Barat menolak wacana pengusungan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018. Pasalnya, pengusungan kandidat yang disampaikan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman tersebut bukanlah keputusan resmi sehingga masih bisa berubah lagi.
Menurut Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Bucky Wikagoe, nama Ahmad Syaikhu sebagai calon wakil gubernur dilontarkan PKS secara sepihak, karena Gerindra tidak pernah diajak komunikasi membahas hal itu.
"Sepanjang belum ada keputusan bersama, DPD Gerindra Jawa Barat masih berpegang ke rapimda, mengusulkan Mul-yadi (Ketua DPD Gerindra Jawa Barat) ke DPP agar bisa diusung menjadi cagub/cawagub. Kami tetap konsisten dengan hasil rapimda," kata Mulyadi di Bandung, kemarin.
Dia mengatakan akan meyakinkan DPP Partai Gerindra dan partai koalisi lainnya agar Mulyadi disetujui maju pada Pilgub Jawa Barat 2018. Bahkan, sambungnya, DPP Partai Gerindra akan berkomunikasi dengan DPP PKS untuk menyampaikan pandangan tentang pasangan yang ideal menurut partai berlambang burung garuda itu. "Saya yakin nanti akan ada titik temu antara keinginan PKS dan Gerindra. Keputusannya di pusat, kami (di daerah) hanya memberi masukan," katanya.
Sementara itu, Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil, Wali Kota Bandung yang juga Cagub Jabar, meminta partai-partai koalisi untuk saling mengalah. Pasalnya, kata Emil, setiap bertemu, partai-partai koalisi selalu minta jatah wakil.
"Ketemu Demokrat, minta wakil. Ketemu PPP, minta wakil, ketemu Hanura minta wakil. Ketemu PKB sama juga. Jadi saya berharap mudah-mudahan partai yang mau mengusung saya berdiskusilah. Saling mengalah. Mana kira-kira yang cocok mewakili dan akan ikut memenangkan jika pasangan dengan saya," ungkapnya di sela kunjungannya ke Bogor, tepatnya ke Desa Cibatok, Kecamatan Cibungbulang, Bogor, Sabtu (29/7).
Dia mengatakan, tidak banyak kriteria untuk menjadi wakil atau pasangannya dalam perhelatan akbar Pilgub Jabar. "Kriteria hanya dua. Satu, memimpin bukan asal beken. Kedua, punya elektabilitas," kata Emil.(BY/DD/X-10)
Comments
Post a Comment