MI/SISWANTINI SURYANDARI
CALON jemaah haji Indonesia diimbau untuk mengikuti program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Dengan demikian, bila sewaktu-waktu perlu perawatan di rumah sakit (RS) embarkasi ataupun debarkasi, mereka mendapat jaminan layanan kesehatan tanpa perlu mengeluarkan biaya.
"JKN penting agar saat jemaah mendapat perawatan di RS embarkasi atau debarkasi mereka bisa memperoleh jaminan kesehatan," ujar Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eka Jusuf Singka melalui siaran pers, Minggu (30/7).
Menurutnya, Kemenkes bersama Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Kementerian Agama sudah berkoordinasi terkait dengan hal itu sejak 2016.
UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS bahkan mewajibkan semua warga negara Indonesia (WNI) dan asing (WNA) yang tinggal di Indonesia untuk masuk sistem JKN.
Permenkes Nomor 62 Tahun 2016 juga mengamanatkan semua jemaah haji agar masuk JKN.
Meski demikian, sampai saat ini belum semua jemaah haji memiliki kartu peserta JKN yang dikeluarkan BPJS Kesehatan.
"Faktanya, sampai saat ini masih terdapat jemaah haji yang mendapat perawatan tidak memiliki kartu JKN. Ini akan memberatkan jemaah haji," tuturnya.
Ia menambahkan keikutsertaan jemaah haji dalam JKN penting karena sebagian besar biaya pengobatan jemaah tidak bisa diberikan melalui jalur penerima bantuan iuran (PBI) yang dibiayai negara.
"Jemaah haji adalah masyarakat yang tidak tergolong penduduk miskin sehingga tidak bisa terkover oleh PBI. Saya berharap jemaah haji yang masih di Tanah Air dan memiliki cukup waktu bisa segera mengurus pembuatan kartu JKN," tandasnya.
Jemaah haji Indonesia sudah diberangkatkan ke Arab Saudi sejak 28 Juli lalu.
Pemberangkatan gelombang pertama ke Madinah berlangsung dari 28 Juli hingga 11 Agustus 2017.
Pemberangkatan gelombang kedua menuju Jeddah dilakukan pada 12-26 Agustus.
Cukup istirahat
Terpisah, Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan Kemenkes Selamet berpesan agar jemaah haji memperhatikan beberapa aspek kesehatan agar dapat menjalankan ibadah dengan baik.
"Pertama, jemaah haji harus terus berkonsultasi dengan dokter kloter dan paramedis untuk mengontrol kondisi kesehatan. Ini perlu dilakukan untuk meminimalkan berbagai gangguan kesehatan," kata dia di Batam, kemarin.
Kedua, sesampainya di Tanah Suci, jemaah sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan mengingat rangkaian ibadah sudah cukup padat dan menguras energi.
"Jemaah perlu istirahat dan tidur yang cukup. Selalu jaga kebersihan."
Jemaah juga harus mengonsumsi makanan bergizi secara terjadwal, mengenakan masker saat keluar penginapan, serta minum air putih.
"Karena di sana sangat panas, minum minimal 200 ml tiap 2 jam. Bisa juga menyemprotkan air bersih ke tubuh, misalnya muka, untuk mengurangi panas."
Biasakan pula mencuci tangan dengan sabun, membawa obat-obatan pribadi, dan tidak berdekatan dengan unta serta hewan lainnya untuk hindari penularan penyakit.
"Terakhir, selalu menjaga kekompakan dalam kloter dengan berkomunikasi yang intensif," pungkasnya. (Ant/H-3)
Comments
Post a Comment