Ada anak-anak yang selalu tampil bak ratu atau raja drama. Apapun–maksudnya hal kecil apapun–bisa membuatnya menangis seakan-akan dia tidak akan pernah lagi bertemu dengan Anda. Namun jangan dulu menghakimi si kecil bahwa dia termasuk dalam kategori si cengeng ini. Beberapa anak memang terlahir dengan perasaan yang jauh lebih peka dibandingkan anak-anak lainnya. Tugas kita sebagai orang tua adalah membantunya agar bisa survive tanpa harus memasukkan segalanya ke dalam hatinya sehingga membuatnya mudah menangis. Ikuti langkah berikut untuk membantu si kecil mengendalikan emosinya, Moms.
Perhatian dan Empati
Satu hal penting yang perlu diketahui setiap orang tua, kendalikan diri dan emosi Anda sebelum berusaha mengendalikan atau mengajarkan si kecil mengendalikan emosinya. Anak-anak bisa merasakan jika ada nada kemarahan atau frustrasi di dalam suara Anda. Jadi bagaimanapun mengesalkan tingkahnya, tarik napas dalam-dalam, tenangkan diri Anda, lalu dengarkan ocehan dan tangisannya. Bahkan jika menurut Anda apa yang membuat si kecil menangis juga sangat tidak logis, menerima emosi anak adalah hal penting. Hindari terlalu melimpahinya dengan perhatian, tapi siasati dengan berempati. Caranya? Misalnya saat si kecil tergelincir, katakan, ”Aduh, Mama tahu, rasanya sakit deh pasti.” Lalu bimbing anak untuk fokus mencari cara mengatasi masalahnya, misalnya, ”Lebih baik kita kompres es atau mau Mama pijat saja?”
Belajar Mengungkapkan
Anak-anak sensitif cenderung menangis setiap kali mengalami emosi yang kuat, entah apakah itu malu atau kesal. Apalagi terkadang anak-anak belum bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya. Bantulah si kecil mencari kata-kata.”Sayang, Mama tahu kamu menangis karena kesal Papa tidak bawa kue kesukaanmu tadi sepulang kantor.” Ketika mendengar Anda bisa ’meraba’ emosinya, biasanya anak berhenti menangis. Moms juga bisa mengajarkan si kecil cara lain untuk meluapkan perasaannya. Misalnya menarik napas dalam-dalam jika kesal, memukul bantal, atau mengungkapkannya dengan kata ”Aku sebal” tanpa menangis.
Buatlah Hatinya Tenteram
Anak-anak terutama balita, lebih merasa tenteram jika mereka mengetahui kondisi yang dijalani. Jadi kuncinya, jelaskan fakta yang ada di balik hal yang membuat mereka menangis. Jika si kecil takut ke dokter gigi karena sudah terpengaruh cerita orang-orang mengenai betapa sakitnya gigi dicabut atau ditambal, jelaskan bahwa merawat gigi adalah hal menyenangkan karena dia justru terhindar dari sakit gigi. Trik lainnya, biarkan dia memilih hadiah dari Anda atas keberaniannya bertemu dokter gigi. Misalnya, satu set krayon baru.
Jalan Keluar
Saat anak menemui kesulitan atau hal yang memancingnya banjir air mata, selain menenangkan dengan berempati, bantu dia mencari solusi saat dia sudah lebih rileks. Misalnya saat dia sedang seru-serunya menonton Hi5 tiba-tiba aliran listrik padam. Berikan solusinya, seperti, ”Wah, nggak apa-apa nggak bisa nonton Hi5, tapi kita bisa main tenda-tendaan di luar nih! Pasti seru. Yuk, bantu Mama mendirikan tendanya!” Atau pancing dia mencari solusi dengan, ”Mati lampu begini enaknya kita main bola apa main tenda ya di halaman?”
Comments
Post a Comment