KBRN, Martapura : Menjadi Tukang Sepuh Emas menjadi pilihan pekerjaan yang cukup menghasilkan pendapatan lumayan dan itu banyak digeluti sebagian masyarakat di Kalimantan Selatan. Tetapi, itu adalah dulu, bukan sekarang, sebab sekarang ini hanya segelintir orang yang sudah tua alias sepuh juga.
Tidak ada generasi berikutnya yang melanjutkan usaha menjadi tukang sepuh emas. Setidaknya hal ini disampaikan Bapak Achmad (81 tahun) kepada RRI yang kini menjadi tetap setia menjalani profesinya tersebut, hingga 45 tahun lamanya. Kalau dulu jelasnya jumlah tukang sepuh di pasar-pasar tradisional itu cukup banyak, bahkan untuk Pasar Sungai Tabuk di Kabupaten Banjar tempatnya berusaha dahulunya sampai 11 orang.
"Kini kami, tinggal berdua saja dan usia kami sudah lebih 80 tahun," jelasnya, Sabtu (29/7/2017).
Kemudian Bapak Achmad memceritakan nostalgia dalam menjalankan usahanya menjadi tukang sepuh dari tahun ke tahun. Banyak suka dan duka ia alami, terutama harus menafkahi 7 orang anak dengan bekerja sebagai seorang tukang sepuh keliling dari satu pasar tradisional ke pasar lainnya. Namun, ia mengaku tetap bersyukur di masalalu itu usaha sebagai tukang sepuh masih lumayan,sehingga mampu menafkahi keluarga.
"Kalau sekarang usaha menjadi tukang sepuh, sangat jauh turunnya dibanding 25 tahun lalu dan sebelumnya, kini sangat jarang orang yang memanfaatkan jasa mereka, tetapi anak-anak saya sudah besar dan mencari nafkah sendiri, sehingga tidak menjadi beban lagi buat saya," tuturnya, sambil senyum.
Selain itu ia juga mengungkapkan sebagian rekan sesama tukang sepuh emas sudah tidak lagi menjalani usaha tersebut, sebab selain sudah berusia lanjut,sebagian juga sudah meninggal dunia. Disamping itu tidak ada generasi muda yang belajar dan mau menjalani usaha seperti mereka, bahkan anak-anaknya sendiri.
"Sepertinya generasi tukang sepuh berakhir pada kami, dan generasi berikutnya sudah tak ada lagi alias punah," ungkapnya.
Comments
Post a Comment