Laporan Wartawan Tribun Jabar, Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG – Pameran ‘Hidden Treasure : Daluang, Fuya, dan Tapa’ yang digelar di Museum Sri Baduga, Bandung sejak 24 Agustus hingga 13 September 2017 menghadirkan berbagai kreasi tradisional yang terbuat dari bahan kertas daluang.
Kertas daluang merupakan kertas yang terbuat dari bahan baku kulit kayu yang diolah sedemikian rupa hingga memiliki tekstur yang halus.
Dari sekian banyak koleksi yang dipamerkan, ada satu koleksi peninggalan budaya nusantara yang diklaim sebagai warisan budaya berbahan kertas daluang tertua.
Benda itu adalah Alquran dari Museum Bayt Alquran, Jakarta.
7 Tanda Ginjal Anda Bermasalah, Nomor Terakhir Sering Disepelekan https://t.co/gu6z9EcMKJ via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 6, 2017
“Alquran itu diperkirakan dari abad 17, itu paling tua banget, karena itu diproduksi warisan peninggalan abad ke-17,” ujar Ester Miori,Kepala Museum Sri Baduga menjelaskan kepada wartawan, Rabu (6/9/2017).
Seluruh komponen yang ada dalam membuat Alquran ini terbuat dari kertas daluang.
Alquran ini juga tersedia dalam versi terjemahan Bahasa Jawa dan Bahasa Madura.
Penulis: Theofilus Richard Editor: Ichsan Sumber: Tribun JabarDi sebelah Alquran yang disertai terjemahan Bahasa Jawa dan Bahasa Madura, ada juga Alquran Mushaf Ki Ageng Selo.
Alquran Mushaf Ki Ageng Selo ditulis lengkap 30 juz berbahasa Arab Quraniyah menggunakan tinta warna hitam.
Setiap akhir ayat ada tanda bulat merah, dan nama surat ditulis menggunakan tinta merah.
Alquran Mushaf Ki Ageng Selo terbuat dari kertas daluang berukuran 26 cm x 17cm.
Langka! Bupati ini Malah Nyaman Makan Nasi Bungkus di Pematang Sawah Ketimbang di Restoran Mewah https://t.co/CmL3dMHXFg #TribunJabar pic.twitter.com/YGiZeJhk9H
— Tribun Jabar (@tribunjabar) September 6, 2017
Selain itu, ada pula Alquran Hikayat Nabi Muhammad yang ditulis menggunakan Bahasa Madura.
Alquran Hikayat Nabi Muhammad ditulis di atas kertas daluang berukuran 27cm x 17,5cm
Tetapi pengunjung museum tidak dapat menyentuh secara langsung karena Alquran tersebut dilindungi oleh kaca etalase.
Alquran ini yang dibuat di awal abad ke-17 ini muncul sekira satu setengah abad setelah masuknya Agama Islam ke Indonesia.
Sebagai catatan, Agama Islam pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke-15.
Jika Anda penasaran pada Alquran tertua yang dibuat dari kertas daluang, Anda dapat mengunjungi Museum Sri Baduga hingga pameran ini ditutup pada 13 September 2017.
Penulis: Theofilus Richard Editor: Ichsan Sumber: Tribun Jabar
Comments
Post a Comment