Waduk Jatigede/ADANG JUKARDI/PR Sejumlah perahu tampak berada di tengah-tengah genangan Waduk Jatigede, Kec. Jatigede, beberapa waktu lalu. Setelahnya Waduk Jatigede digenang, Pemkab Sumedang, sejumlah instansi dan elemen masyarakat terus berupaya menata Waduk Jatigede supaya memiliki daya tarik wisata, seni dan budaya hingga banyak dikunjungi wisatawan
SUMEDANG, (PR).- Dewan Kebudayaan Sumedang tengah melakukan inventarisasi kesenian tradisional dan budaya masyarakat di kawasan Waduk Jatigede. Kegiatan itu sengaja dilakukan, untuk mengetahui secara pasti berbagai kesenian dan budaya yang ada di masyarakat Jatigede.
Selain itu, inventarisasi kebudayaan dilakukan agar Jatigede memiliki daya tarik wisata, seni, dan budaya sehingga lebih dilirik wisatawan. Terutama bagi wisatawan mancanegara.
"Kami sekarang fokus mengangkat seni dan budaya Jatigede, agar Jatigede punya daya tarik yang luar biasa di mata wisatawan. Apalagi, aspek budaya menyumbang 60 persen pariwisata Sumedang,” kata Sekretaris Dewan Kebudayaan Sumedang, Tatang Sobarna di Sumedang, Minggu 3 September 2017.
Menurut dia, inventarisasi kesenian tradisional dan budaya masyarakat Jatigede itu semakin penting. Pasalnya, ada beberapa acara adat warga Jatigede yang hilang setelah daerahnya tergenang Waduk Jatigede. Misalnya, acara ngarumat jagat setiap tanggal 14 Muharam di Desa Cipaku Kecamatan Darmaraja.
Setelah diinventarisasi, selanjutnya semua acara adat, kesenian dan budaya masyarakat Jatigede akan dimunculkan kembali. Bahkan, ditumbuhkembangkan sehingga menjadi destinasi budaya.
"Kalau Jatigede punya daya tarik seni dan budaya, wisatawan secara otomatis akan berdatangan. Pembangunan Kampung Buricak Burinong juga sangat bagus untuk menarik pengunjung. Kampung Buricak Burinong itu, bagian dari seni dan budaya masyarakat juga," ujar Tatang.
Wisata Kampung BudayaDewan Kebudayaan juga, kata dia, akan mewujudkan rencana sebelumnya yang akan membangun kampung budaya di Dusun Batununggul, Desa Tarunajaya dan Sukaratu Kec. Darmaraja. Lokasinya berada di sekitar bibir bendungan Waduk Jatigede.
Semua kesenian tradisional, adat istiadat dan budaya masyarakat Jatigede terutama yang daerahnya tergenang, akan terus dilestarikan. Dalam penyelenggaraan acaranya pun akan digelar rutin dan terjadwal di kampung Budaya. Bahkan, akan dijadikan agenda tetap tahunan festival kesenian dan budaya Jatigede.
"Saya akan fokus menumbuhkembangkan seni dan budaya Jatigede. Sekarang kami eksplore dulu, setelah itu action. Sebab, sebagus-bagusnya konsep tanpa pelaksanaan akan percuma," ujar Tatang.
Lebih jauh dijelaskan, pariwisata, kesenian tradisional dan berbagai acara adat budaya Jatigede, sangat diandalkan menjadi destinasi. Apalagi tak dipungkiri, Kabupaten Sumedang tak punya satu pun destinasi wisata, kesenian dan budaya yang bisa "dijual" kepada para pengunjung.
Padahal, potensi wisata Sumedang amat besar, bahkan kaya akan kesenian tradisional dan adat budaya Sunda. Akan tetapi, karena potensinya tidak dikemas, sehingga tidak ada yg spektakuler yang bisa djual kepada wisatawan.
Ia menambahkan, kebijakan pemerintah dibutuhkan dalam upaya memajukan seni dan budaya Jatigede. Apalagi, Kabupaten Sumedang memiliki program Sumedang Puseur Budaya Sunda (SPBS).***
Comments
Post a Comment