Ilustrasi membunyikan buku-buku jari. | Kay_MoTec /Shutterstock
Para ilmuwan yakin mereka akhirnya menemukan jawaban mengapa buku-buku jari mengeluarkan suara keras ketika kita membunyikannya.
Walau mungkin terdengar sepele, perkara ini adalah misteri besar dalam dunia ilmiah. Tepatnya, misteri berumur enam dekade.
Melansir Gizmodo, simulasi komputer dibuat untuk mengonfirmasi teori sebelumnya tentang mengapa buku-buku jari mengeluarkan suara keras saat dibunyikan. Menurut teori tersebut, suara yang muncul merupakan hasil gelembung gas yang pecah di dalam sendi jari tangan.
V. Chandran Suja dan Abdul Bakarat, peneliti dari Stanford University dan Ecole Polytechnique di Prancis pun menyelisiknya lebih lanjut. Mereka sampai pada kesimpulan, bahwa itu mungkin benar.
Penelitian, yang diterbitkan dalam Scientific Reports menunjukkan bahwa gelembung mikroskopis di dalam cairan sinovial pelumas sendi pecah ketika buku-buku jari dibunyikan.
Analoginya--meski tidak sempurna--gelembung itu layaknya bubble wrap dalam tubuh. Meletuskannya menghasilkan suara--yang bahkan mungkin terdengar sangat menyenangkan bagi sebagian orang.
Untuk mengumpulkan data, peneliti mengambil representasi geometrik dari gerakan sendi saat dibunyikan, dan mengubahnya menjadi persamaan matematika. Kenapa bukan menggunakan pencitraan? Ternyata pencitraan atau imaging belum terbukti sangat produktif dalam bidang ini.
Pasalnya, membunyikan buku-buku jari atau sendi tangan hanya berlangsung sekitar 300 milidetik, sangat cepat. Alhasil tidak mudah memvisualisasikannya.
Akhirnya model perangkat lunak menunjukkan bahwa pergeseran tekanan dalam cairan sendi meningkatkan tekanan pada gelembung-gelembung gas.
Namun, tidak seperti bubble wrap, gelembung-gelembung gas tidak benar-benar meninggalkan rongga atau lubang. Mereka hanya memecahkan sebagian, tetapi tetap melekat pada sendi.
Soal keterbatasan riset, Bakarat mengatakan timnya membuat sejumlah asumsi dalam penelitian. Termasuk hanya ada satu gelembung yang bulat sempurna, dan bahwa sendi memiliki bentuk umum yang ideal.
"Selain itu, keterbatasan penelitian adalah bahwa kita tidak memodelkan pembentukan gelembung kavitasi dalam cairan sinovial tetapi hanya gelembung yang hancur," kata Bakarat.
Jadi apakah ini memecahkan misteri seputar buku-buku jari saat dibunyikan? Sebenarnya tidak juga. Ke depan dibutuhkan riset lanjutan untuk memperluas modeling dan memasukkan fase pembentukan gelembung.
Karena eksperimen ini sifatnya berupa simulasi, ada kemungkinan kesalahan matematis. Para pendukung teori alternatif--bahwa bukan gelembung yang pecah tetapi gelembung justru tercipta dan menghasilkan suara itu--merasa, masih diperlukan pengamatan lebih lanjut.
Jadi, perjuangan ilmuwan mencari penjelasan tentang bebunyian di buku-buku jari selama 60 tahun belum selesai juga.
Berawal pada tahun 1939, ada teori mengemuka bahwa bunyi buku-buku jari adalah hasil dari pengencangan kapsul berserat di sekitar sendi setelah pelepasan artikular. Sederhananya, ketika sendi sengaja diarahkan pada sudut atau tingkat tertentu.
Kemudian pada tahun 1947, teori tersebut memberi jalan pada teori lain. Teori ini menyebutkan bahwa suara buku-buku jari disebabkan oleh getaran pada jaringan ketika sendi digeser di luar jangkauan biasa.
Baru pada tahun 1971, tim peneliti dari University of Leeds menemukan bahwa bunyi buku-buku jari disebabkan oleh pecahnya gelembung dalam cairan sinovial yang membungkus dan melindungi persendian.
Teori ini masuk akal, terutama karena buku jari yang baru saja dibunyikan tidak dapat dibunyikan ulang selama kira-kira 20 menit. Ini menunjukkan bahwa gelembung telah pecah sehingga harus dibentuk lagi terlebih dahulu.
Namun, pada tahun 2015, tim peneliti dari Kanada dan Australia menerbitkan sebuah riset di mana mereka menggunakan pencitraan resonansi magnetik untuk menunjukkan bahwa bahkan setelah buku-buku jari dibunyikan, gelembung-gelembung di sendi tetap ada. Jika mereka tidak pecah, bagaimana mungkin mengeluarkan bunyi?
Lewat penelitian terbaru, Suja dan Bakarat mencoba menjawab pertanyaan tersebut dan belum juga menemukan jawaban pasti.
Soal bunyi buku-buku jari memang tidak menentukan hidup dan mati seseorang. Meski demikian, ada ilmuwan yang beranggapan bahwa memahami apa yang terjadi saat buku-buku jari dibunyikan, dapat memberi wawasan tentang bagaimana gerak sendi yang sehat.
"Mungkin kalau Anda bisa melakukannya, itu adalah tanda bahwa sendi bekerja sebagaimana mestinya," pungkas Greg Kawchuk, kinesiolog di University Of Alberta.
Comments
Post a Comment