Skip to main content

Skandal Facebook di Era Kapitalisme Informasional

MEDIA RI – DI balik kemajuan dan meluasnya penggunaan teknologi informasi, internet, dan media sosial, ternyata di saat yang sama masyarakat terancam kehilangan ruang privat. Ketika jutaan, ratusan juta, atau bahkan miliaran penduduk dunia melibatkan dirinya dalam interaksi di dunia maya secara online (daring), interaksi sosial yang berkembang pun ikut berubah.

Dari aspek efisiensi dan upaya menyiasati ruang dan waktu, kehadiran teknologi informasi, internet, dan media sosial adalah sebuah berkah. Namun, yang tidak disadari, ketika makin banyak warganet terlibat dalam interaksi di dunia maya, ketika mereka dengan sukarela mendaftarkan identitas diri dalam mesin raksasa digital seperti Facebook, Google, dan Yahoo, ternyata data bersama masyarakat yang tersimpan di server raksasa (cloud) tidak sekadar berfungsi sebagai identitas administratif untuk kepentingan pendaftaran komunitas cyberspace.

Kapitalisme informasional

Dalam buku berjudul Marx in the Age of Digital Capitalism, Studies in Critical Social Sciences dengan Christian Fuchs dan Vincent Mosco sebagai editor (2016), di sana telah banyak dibahas perkembangan dan risiko yang terjadi ketika masyarakat berkembang di era kapitalisme informasional.

Barangkali tidak banyak warganet yang menyadari, pelibatan diri dan pemberian identitas personal kepada kapitalis-kapitalisme digital seperti Facebook, atau yang lain, ternyata bukan sekadar pencatatan identitas tanpa manfaat dan risiko. Di tangan kekuatan kapitalisme informasional yang besar, data personal warganet yang tersimpan di mesin-mesin raksasa penyimpan data ternyata bisa diolah dan dimanfaatkan untuk kepentingan baik sosial, ekonomi, maupun politik.

Kasus bobolnya 50 juta pengguna Facebook yang sekarang tengah menjadi perbincangan hangat di media massa ialah salah satu contoh nyata dan aktual. Seperti ramai diberitakan, perusahaan media sosial terbesar di dunia Facebook kini tengah didera krisis dan kritik. Sebanyak 50 juta data pengguna Facebook bocor dan digunakan Cambridge Analytica, lembaga konsultan politik yang disewa Trump, untuk kepentingan kampanye pemilihan presiden AS pada 2016 lalu.

Seperti aktivitas penelitian pada umumnya, ketika data hanya diperoleh dari beberapa orang, umumnya hal itu tidak banyak berguna untuk acuan menyusun prediksi dan memetakan pola perilaku masyarakat. Namun, lain soal ketika data yang terkumpul jumlahnya puluhan juta, bahkan mencapai 1,9 miliar seperti data jumlah pengguna Facebook. Dengan memiliki data personal warganet yang jumlahnya puluhan jutaan orang, di tangan orang-orang yang memang ahli dalam mengkaji dan mengolah data personal masyarakat, data itu pun menjadi sesuatu yang berbeda.

Di era kapitalisme informasional, data yang diolah ialah sebuah komoditas penting yang laku diperdagangkan. Data tidak sekadar informasi, tetapi di sana tersimpan informasi yang sangat bermanfaat, baik untuk kepentingan ekonomi maupun politik. Dalam skandal bocornya data pengguna Facebook, misalnya, terungkap, data 50 juta pengguna Facebook seperti dibongkar Christopher Wylie ternyata diam-diam telah dimanfaatkan perusahaan konsultan politik terkenal di AS, Cambridge Analytica, untuk mendukung kampanye Trump pada pilpres AS tahun 2016.

Cambridge Analytica yang bekerja sama dengan perusahaan tidak hanya memanfaatkan data warganet pengguna Facebook untuk kepentingan akademik, tetapi juga memanfaatkan untuk acuan memahami perilaku keseharian dan kepribadian masyarakat AS. Seperti layaknya strategi pemasaran dalam berdagang, dengan mengetahui profil para pemilih dalam pilpres AS, ditengarai kubu Trump akhirnya dapat meraup keuntungan karena dapat merancang iklan politik yang kontekstual. Meski masih bisa diperdebatkan, kemenangan Trump yang mengejutkan bukan tidak mungkin disebabkan kecerdikan lembaga konsultan yang disewanya dalam memilihkan terminologi, retorika, gaya kampanye dan iklan politik yang cocok di hati pemilihnya.

Aset bagi kapitalis

Pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg secara resmi telah mengakui kelemahan sistem penyimpanan data pengguna dan berjanji akan mengembangkan sistem yang lebih aman untuk melindungi privasi data. Dampak pembobolan data warganet di mesin raksasa cloud barangkali memang tidak akan langsung dirasakan para pengguna Facebook atau para warganet yang lain. Bagi mereka, yang penting umumnya ialah manfaat media sosial itu untuk kepentingan mengembangkan jaringan sosial, dan bahkan untuk sarana memperlihatkan eksistensi dirinya.

Hingga detik ini, yang tidak disadari para warganet, ialah kemampuan kapitalis dan pihak-pihak tertentu yang bisa memanfaatkan data bersama para warganet untuk kepentingan menggali ceruk pasar baru bagi produk kapitalis, atau untuk kepentingan melakukan hegemoni dan mengembangkan politik pencitraan demi meraih kekuasaan.

Di era masyarakat dan kapitalisme informasional, apa yang dilakukan warganet di dunia maya, termasuk data personal mereka, yang terekam sesungguhnya aset bagi kapitalis. Berbeda dengan masa kapitalisme awal ketika pemenang persaingan bisnis ialah para borjuis yang memiliki modal uang, tanah, dan mesin produksi, saat ini siapa yang menjadi pemenang dalam persaingan di bidang baik ekonomi maupun politik tak pelak ialah pihak yang menguasai informasi.

Masihkah kita bangga sebagai bagian dari kelompok net generation, atau zetizen, padahal di saat yang sama kita sesungguhnya hanyalah pion-pion kecil yang dimainkan kekuatan kapitalis untuk mengeruk keuntungan dan kekuasaan?

(JAY/Dr.AG)

Comments

Popular posts from this blog

Upgrade Matrix Burger S2 K5S Firmware StarTrack SRT-5600

Satelit Indonesia update bagaimana cara update matrix burger s2 avs+ menggunakan software StarTrack SRT-5600 New HD Plus terbaru. Kini melanjutkan tips receiver parabola menggunakan berbagai firmware yang beredar yang sebelumnya sudah kita bahas mengenai Skybox A1 menggunakan firmware Star Track SRT 4200. Receiver parabola Matrix Burger S2 K5S AVS+ merupakan salah satu decoder satelit yang menggunakan chipset Montage CS8001. Sama dengan receiver Matrix Burger S2 K5S AVS+, di Indonesiapun berjejer koleksi receiver dari keluarga Skybox dari 4MB sampai combo. Percobaan penggunaan software StarTrack SRT-5600 New HD Plus di decoder Matrix Burger S2 K5S AVS+ di sarankan untuk yang sudah mengerti menangani masalah kalau terjadi hal yang tidak di inginkan seperti mode on, boot loop , hang dan lain lain serta memiliki dasar edit firmware memakai hex editor. Tanpa kemampuan itu disarankan tidak mencoba, tapi kalau ingin tahu memang harus mencoba. Ada beberapa yang perlu diperhatikan. Sama

Anak 9 Tahun di China Curhat soal Ayahnya yang Keranjingan Main Ponsel

Seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun di China menarik perhatian media sosial setelah menuliskan esai di sekolahnya. Dalam esainya itu, Xiaozhi menuliskan keluhan soal ayahnya yang keranjingan memegang ponsel.Esai yang berjudul “Ayah, aku ingin memberitahumu ini” pertama kali diposting di media sosial oleh guru sekolah Xiaozhi di platform microblogging China, Webo. Xiaozhi sendiri bersekolah di Sekolah Internasional Luoyang, di Kota Luoyang, Henan.“Ayah, setiap kali aku memintamu memeriksa PR-ku, ayah hanya perlu melihat sekali dan berkata ‘tidak buruk, sekarang mainlah,” tulis Xiaozhi, seperti dikutip dari The Straitstimes , Minggu (28/1).Dalam esai yang ditulis dengan huruf kanji itu, Xiaozhi menggambarkan bagaimana ayahnya sangat terpaku kepada ponselnya baik siang maupun malam hari. Bahkan menurutnya, ayahnya itu tidak bisa hidup tanpa memagang ponsel.“Seolah-olah ada penyedot debu di dalam ponsel yang mengisapnya masuk,” lanjutnya.Akibat kegilaan ayahnya tersebut, Xiaoz

Cara Menghapus Timeshift Receiver Parabola di Flashdisk

Satelit Indonesia update bagaimana cara membuang file timeshift di receiver parabola dengan mudah. Belakangan banyak yang mengeluh adanya file timeshift.dat muncul di flashdisk atau memori card akibat di colokkan ke receiver parabola terutama untuk yang berchipset montage. Contoh beberapa receiver yang menggunakan file timeshift seperti keluarga skybox A1, receiver K0S seperti matrix burger S2, Tanaka Jurasic dan masih banyak yang lain. Sebenarnya apa itu file timeshift dan kenapa muncul di flashdisk atau penyimpan lain saat di colokkan ke USB receiver. File timeshift bisa dibilang adalah memori virtual, gunanya untuk menyimpan data saat ada aksi tertentu. Untuk kasus di receiver, timeshift itu digunakan untuk pada saat aksi PVR atau bahasa enaknya rekaman. Jadi saat merekam, ts transfer nya digeser dan pergeseran ini butuh penyimpan makanya dibentuk file timeshift ini. Masalahnya ukuran file timeshift ini lumayan besar, dan bisa saja mengikuti ukuran ruang bebas di disk penyimp