SURYA/BOBBY KOLOWAY
Cagub Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat bersilaturrahmi dan dialog dengan petani nanas Di Desa Manggis, Kecamatan Mancar, Kediri, Senin (30/4/2018).
TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI - Calon Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) melakukan silaturrahmi dan dialog bersama dengan petani nanas Di Desa Manggis, Kecamatan Mancar, Kediri, Senin (30/4/2018).
Tak cukup dengan berdialog, kandidat yang berpasangan dengan Cawagub, Puti Guntur Soekarno ini juga menyempatkan blusukan untuk meninjau produk nanas di daerah ini.
Di bawah terik matahari yang menyengat ubun-ubun, Gus Ipul tak segan terjun langsung ke tengah sawah. Ia didampingi oleh petani dan juga pedagang nanas di daerah setempat.
Dari diskusi bersama petani dan juga pedagang tersebut, terungkap bahwa masalah yang dihadapi petani nanas di antaranya terkait harga nanas.
Berdasarkan penjelasan Hendro Pujiastoko, Ketua Asosiasi Nanas Kediri, produk nanas setempat terbagi atas empat varietas.
Masing-masing varietas memiliki rentan harga yang berbeda. Untuk grade A sebagai varietas teratas dijual seharga Rp3300. Sementara untuk grade B dan C masing-masing dijual dengan harga Rp1800 dan 1200.
"Sementara untuk grade terendah, grade D, dijual dengan harga Rp600," ujar Hendro, Senin (30/4/2018).
Untuk mampu bersaing dengan kulitas nanas dari luar provinsi maupun luar negeri (impor), petani setempat telah membuat inovasi untuk menciptakan varietas baru.
Ahmad Nuruddin, pedagang sekaligus petani nanas setempat mendorong peran pemerintah untuk menjaga harga nanas agar tidak jatuh.
Sebab, apabila dari sisi kualitas, nanas dari Kediri mampu bersaing dengan produk impor dengan menjangkau pabrik di Jakarta bahkan hingga bisa menjangkau pasar ekspor.
"Nanas impor hanya menguasai 10 persen dari total pasar nasional. Inilah potensi yang seharusnya bisa dimaksimalkan," urainya.
"Pemerintah tinggal bisa menjaga harga agar tidak jatuh. Baik saat distribusi maupun saat panen," urainya.
Menjawab masalah para petani, Gus Ipul menyebut telah menyiapkan program pro petani yang terangkum dalam "Tampan Sejati".
Tampan Sejati adalah kepanjangan dari Petani Mapan Se-Jawa Timur yang berisi beberapa terobosan di bidang pertanian.
Di antaranya konsep Cooperative Farming hingga pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan.
Konsep Cooperative Farming disiapkan untuk proses produksi.
Sementara, untuk membantu pemasaran pemerintah provinsi akan membentuk BUMD pangan.
BUMD ini akan berperan sebagai penyangga harga agar tak jatuh saat panen, risat pasar untuk mengetahui potensi harga tertinggi, hingga bekerjasama dengan pihak ketiga untuk mempermudah penyerapan produksi tani.
"BUMD Pangan dibentuk sebagai penyangga harga. BUMD akan bekerjasama dengan kelompok tani. Sehingga, ketika harga jatuh atapun naik, petani telah memiliki sandaran," urai Wakil Gubernur Jatim dua periode ini.
Peran BUMD Pangan ini pun hampir mirip dengan peran Bulog. Namun Gus Ipul memastikan tak akan tumpang tindih di antara keduanya.
"Bulog tak bisa mengover semua barang. BUMD pangan memilik tugas dan peran lebih kompleks dibanding Bulog," pungkasnya. (Surya/Bob)
Comments
Post a Comment