Peneliti dari Microsoft tengah berupaya melalui teknologi implan otak untuk mengekspresikan kecerdasan yang dimiliki manusia, terutama bagi individu yang difabel, dan inilah yang menjadi salah satu topik yang dibicarakan oleh CEO Microsoft, Satya Nadella di acara Ability Summit di kota markas Microsoft di Redmond.
“Dalam kasus saya, aksesibilitas dan teknologi aksesibilitas dan desain universal telah memberi saya makna mendalam di luar apa pun yang saya lakukan di tempat kerja, dalam hal kepuasan yang saya peroleh dari pekerjaan yang secara luas dilakukan oleh Microsoft,” kata Nadella, dalam percakapan dengan Jenny Lay-Flurrie, Chief Accessibility Officer di Microsoft.
Menurut kalian mana yang lebih Smooth dan Responsive?
— Windows Camp (@WincampOrg) 24 Mei 2018
Microsoft Research yang didirikan pada tahun 1991 hingga kini masih menjadi fokus utama bagi Microsoft. Hingga Juni tahun lalu, sebanyak 32% dari 124.000 pegawai Microsoft berfokus dalam R&D produk, yang kini Nadella harapkan dapat menjadi real-product, tidak sebatas prototype saja.
Lebih lanjut, Nadella memilih Seeing AI sebagai salah satu contoh bagaumana Microsoft dapat memberdayakan tipe kelompok yang berbeda, dimana layanan Seeing AI tersebut dapat membantu individu dengan disabilitas penglihatan untuk mengetahui apa yang sedang berada dihadapannya. Selain itu, Nadella juga mengatakan bahwa Microsoft tengah mengerjakan teknologi bagi mereka yang terkena locked-in syndrome yang membuat individu yang terdampak kesulitan untuk bergerak.
“Bagaimana Anda memberi mereka bahasa, karena pada dasarnya hanya [itulah] kemampuan untuk mendeteksi aktivitas otak,” kata Nadella, yang putranya Zain terdampak disabilitas penglihatan dan memiliki cerebral palsy.
Pada beberapa bulan yang lalu, muncul paten dari Microsoft dimana ada teknologi untuk mengendalikan aplikasi melalui pikiran pengguna, yang mana nantinya akan ada algoritma yang merespons sinyal otak dari manusia, dimana layanan ini nantinya akan cocok untuk aplikasi VR, Web, dan semacamnya. Produk seperti HoloLens 2 tampaknya cocok untuk menampilkan layanan ini, apabila teknologinya sudah siap.
Nadella sendiri telihat sangat optimis melihat sumber daya yang dimiliki Microsoft yang dapat mewujudkan impiannya melalui investasi riset yang dikeluarkan.
“Bagi saya, mampu untuk benar-benar mengambil [sumber daya] itu dan menyalurkannya, melihat hal-hal semacam [itu] pada satu minggu di mana Anda memiliki ribuan orang di seluruh perusahaan berkumpul dan menciptakan teknologi baru ini telah membuka mata bagi saya,” katanya. “Bahkan, saya bersiap-siap untuk menyelenggarakan makan malam dengan beberapa peneliti yang bekerja di otak – Anda tahu, antarmuka otak-manusia.”
Sekarang, apakah tanggapan kalian? Menurut kalian bagaimanakah teknologi bisa membuat semua orang, tanpa terkecuali, dapat meraih lebih?
Comments
Post a Comment