Ilustrasi tiroid. shutterstock.com
TEMPO.CO, Jakarta - Fisik penderita hipertiroidisme bisa berubah drastis. Menurut spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Hermina Kemayoran, Jakarta, dr. Erik Rohmando Purba, SpPD, perubahan fisik itu dipicu oleh meningkatnya metabolisme. Peningkatan ini membuat sel-sel tubuh bekerja sangat keras. Akibatnya, kulit menua lebih cepat.
“Namun, tidak semua penderita hipertiroidisme menua lebih cepat. Dalam beberapa kasus yang saya tangani, setelah menjalani pengobatan, kinerja sel-sel tubuh kembali normal, mengenal istirahat sehingga kondisi fisiknya kembali bagus,” kata Erik.
Erik membantah dugaan warganet yang menyebut hipertiroidisme disebabkan frekuensi latihan fisik yang berlebihan. Berkaca pada pengalaman aktor laga Jet Li yang mengalami masalah tiroid, bukan berarti tiroid kelenjar jahat. Tiroid punya peran penting menjaga metabolisme tubuh, juga menjaga irama jantung dan menunjang perkembangan otak.
Artikel terkait:
Pada ibu hamil, tiroid amat penting untuk memaksimalkan perkembangan janin. Itu sebabnya banyak ibu hamil keguguran karena produksi tiroidnya terlalu rendah. Kelenjar ini juga menunjang metabolisme kalsium dan kolesterol.
“Di dunia, jumlah kasus hipertiroidisme, pada laki-laki dan perempuan relatif sama. Di Indonesia, berdasarkan data statistik terbaru, perempuan lebih berisiko di usia produktif, yakni 20 sampai 40 tahun. Jika anggota keluarga mengidap hipertiroidisme, segera ajak ke dokter,” jelas Erik.
Di rumah sakit, pasien akan menjalani pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah untuk mengecek produksi hormon T3, T4, dan TSH. Pemeriksaan lain, yakni pindai tiroid yang menggunakan zat radioaktif untuk melacak kemungkinan tumor pada tiroid.
“Ada pula USG tiroid untuk mengetahui pembesaran tiroid dan seberapa banyak aliran darah yang menuju ke sana. Ingat, hipertiroidisme yang berkepanjangan bisa menyebabkan gangguan jantung. Jika dibiarkan akan menjalar ke paru-paru,” ujar Erik.
AURA
Comments
Post a Comment