KENDARAAN tersendat di ruas Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, sejak pelican crossing diberlakukan sekitar Bundaran Hotel Indonesia. Kendaraan mengular hingga Gedung Pusat Kebudayaan Prancis (IFI).
Biasanya kemacetan terjadi hanya saat mendekati Wisma Nusantara yang letaknya 500 meter dari IFI. Frekuensi pekerja kantoran yang menyeberang lebih sering menjadi penyebab utama. Pasalnya, mereka bisa menekan tombol lampu lintas kapan saja saat mau menyeberang.
“Jauh lebih enak sekarang. Kita nyeberang ke Plaza Indonesia enggak perlu capek naik turun tangga dan bisa tekan tombol,” ujar Dewi, pekerja dari Wisma Nusantara yang mau makan siang.
Karena tombol penyeberang sering ditekan, kendaraan hanya sedikit melaju disebabkan lampu lintas kembali merah berganti ke lampu penyeberang berwarna hijau. Penyeberang jalan diberi waktu 13 detik.
Sementara itu, mobil rata-rata bisa melaju selama 1 menit.
Sebaliknya, di jalur pelican crossing dari Jalan Sudirman ke arah Jalan MH Thamrin tidak terlalu tersendat. Pasalnya, kendaraan yang datang memiliki opsi jalur berbelok ke arah Grand Indonesia dan Jalan Sutan Sjahrir.
Pelican crossing ramah penyandang disabilitas lantaran pengguna kursi roda bisa menyeberang jalan. Tidak seperti sebelumnya harus naik dan turun tangga jembatan penyeberangan orang.
Meski sudah dua hari, belum semua pengendara yang melintas di Jalan MH Thamrin tahu pelican crossing. Masih ada pengendara motor menerobos zebra cross saat lampu lalu lintas merah. “Ya, wajar sih karena baru ya masih bingung,” cetus Santi, pegawai di Wisma Nusantara, Selasa (31/7).
Supaya lalu lintas semakin lancar, durasi penyeberangan pelican crossing di kawasan Bundaran HI akan dibuat berbeda-beda. Lama waktu menyeberang akan disesuaikan kondisi jalan.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyerahkan perhitungan kepada Dinas Perhubungan DKI yang memiliki data terverifikasi. “Harus dihitung algoritmenya agar tidak menimbulkan kemacetan. Setidaknya ada beberapa hal yang harus dihitung, waktu, kepadatan lalu lintas dan kepadatan pejalan kaki. Algoritmenya ditentukan frekuensi pengguna, kemudian data. Jadi, nanti diputuskan via data,” tutur Anies. (Aya/J-1)
Comments
Post a Comment