Selasa Siang, Rumah Zakat, Majelis Taklim Telkomsel (MTT) bekerjasama dengan Yayasan Odesa melaksanakan program Siaga Sehat. Lokasinya di Kampung Cisanggarung, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
Kuotanya 100 orang. Yang datang, 113 penduduk, umumnya sepuh. Banyak memang, ini pertanda penduduk rindu pada layanan kesehatan, apalagi bagi mereka yang tinggal di dusun terpencil.
Tapi sebenarnya mengumpulkan orang dalam waktu singkat, sehari sebelumnya, itu tidak muda. Kebanyakan warga sangsi. “Mana mungkin layanan kesehatan gratis”, begitu kira-kira yang ada pada pikiran mereka. Mereka takut kegiatan pengobatan ini adalah jebakan yang ujung-ujungnya ditagih bayaran. Sebab dari informasi di Cikadut, pernah ada program pemeriksaan dan pengobatan yang kabarnya gratis. Benar pemeriksaannya gratis, tapi begitu pasien selesai pemeriksaan, mereka didorong untuk membeli obat-obatan yang ujung-ujungnya membuat warga tidak enak kalau tidak membeli, sementara kalau beli harus keluar uang, yang pada hari itu juga belum tentu siap uang.
Relawan Odesa pun dengan sabar meyakinkan bahwa ini benar-benar gratis. Syukur akhirnya warga Kecamatan Cimenyan hadir sampai 113 orang. Sebagian dari peserta undangan tidak hadir entah karena masalah apa, namun hal itu tidak menyusutkan jumlah peserta karena pada siang sehabis dluhur sebagian warga ada yang memberanikan diri mendaftar dengan meloby panitia.
Poin sosiologis di sini adalah perlu strategi komunikasi kesehatan pada tingkat akar rumput. Bagi penduduk yang tak berkecukupan, layanan gratis itu sebuah kesangsian. Mereka korban ketidakefisienan sistem administrasi. Mengurus KTP kudu ada “uang administrasi”, ngurus pajak STNK, lewat orang ketiga kudu bayar. Di Cimenyan persoalan seperti ini menjadi problem kultural yang meluas sehingga banyak warga yang antipasti terhadap kegiatan negara, malas pada urusan sosial karena ujung-ujungnya menyedot biaya.
Pada pengobatan gratis yang digelar Rumah Zakat dan MTT yang digelar kedua kali-nya, setelah tahun sebelumnya juga berhasil dilaksanakan di Kantor Desa Cikadut, kali ini juga berhasil secara lancar. Bahkan ada tambahan bonus kepada warga, yaitu alat pemotong kuku (gunting kuku) sebagai simbol gerakan pentingnya sadar kebersihan badan. Pada hari itu juga kebetulan Yayasan Odesa Indonesia juga menerima tamu dari tim RCTI yang pada awal agustus ini akan melaksanakan kerja pendampingan sanitasi membangun saluran air dan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) Komunal di kampung Sentak Dulang, berjarak 500 meter dari Kantor Yayasan Odesa Indonesia. –Budhiana Kartawijaya.
Comments
Post a Comment