Skip to main content

Cara Mencari Jasad dan Puing Lion Air Pakai Deteksi Suara

Tim Basarnas menunjukkan sepatu milik pramugari dan sepatu milik bayi korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, 30 Oktober 2018. Pada hari kedua pencarian korban, tim gabungan kembali menemukan jenazah dan beberapa barang milik korban serta sejumlah serpihan badan pesawat. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Polda Jawa Barat mengoptimalkan alat fiberacope untuk membantu mencari korban dan pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610. Alat pendeteksi suara dan visual tersebut cukup membantu mencari jasad serta bangkai Pesawat di perairan Tanjung Karawang hingga hari ketiga pencarian.

"Pada hari ketiga ini, kita melibatkan fiberscope pada pola pencarian patroli permukaan air laut," kata Humas Polda Jawa Barat Ajun Komisaris Besar Trunoyudo di Karawang, Rabu, 31 Oktober 2018.

Menurut Trunoyudo, alat itu diletakkan pada kapal Polisi Air atau Polair yang dioperasionalkan oleh anggota Tamtama Polda Jawa Barat. Saat ini baru menggunakan satu unit fiberscope yang fungsinya mendeteksi suara serta visual hingga kedalaman laut 50 meter.

Sejak dioperasionalkan pada Selasa, 30 Oktober, alat tersebut diklaim menemukan sejumlah potongan tubuh serta serpihan pesawat. Temuan ini langsung diserahkan kepada Tim Disaster Victim Investigation Polda Jaawa Barat yang membangun Posko di Pantai Tanjung Pakis.

"Kami berhasil mengevakuasi sejumlah bagian tubuh yang diduga korban sebanyak dua kantong, berikut satu kantong serpihan puing pesawat," kata Trunoyudo. Areal pencarian, Trunoyudo melanjutkan, sisi timur laut Tanjung Karawang yang berbatasan dengan wilayah Indramayu.

"Sesuai informasi dari air traffick control, angin sedang berembus ke arah timur, sehingga fokus pencarian kami arahkan ke sana pada hari ketiga ini".

Sementara itu, KRI Rigel-933 yang juga melakukan pencarian korban dan pesawat, dilaporkan menemukan benda sepanjang 20 meter di bawah laut. "Temuan itu sedang di dalami," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Kolonel Laut Mohamad Zaenal.

Zaenal belum bisa memastikan benda tersebut bagain mananya pesawat Lion Air. Menurut Zaenal, benda itu ditemukan berkat teknologi pemindai yang ada di kapal Rigel. "Hasil sapuan Kapal Rigel," kata dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 31 Oktober 2018.

Lion Air dinyatakan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin, 29 Oktober 2018. Pesawat jenis Boeing 737 Max-8 itu sebelumnya hilang kontak pada pukul 06.33 WIB, atau sekitar 13 menit setelah take off dari Bandara Internasional Soekarno - Hatta tujuan Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.

ANTARA

Comments

Popular posts from this blog

Urutan Viewers Instagram Stories Berdasarkan Apa? Ini Penjelasannya!

Urutan viewers instastory paling atas berdasarkan apa? Ayo pasti penasaran kan? Nah sejak keluar algoritma Instagram terbaru kemarin, urutan viewers snapgram teratas atau yang melihat instastory paling atas adalah mereka yang paling perhatian sama kamu. Maksudnya mereka itu sering sekali kepo atas kehidupan kamu. Walaupun mereka tidak pernah melakukan like atau berkomentar di foto yang kamu upload, tapi mereka selalu buka profil ig kamu untuk melihat foto terbaru kamu serta snapgram kamu tak ketinggalan juga. Tidak percaya? Coba deh kamu cek sendiri viewer ig story kamu, nah yang melihat atau instastory viewer paling atas pasti orang-orang yang sama meski orang tersebut jarang like atau berkomentar pada foto Instagram kamu. Jadi saat kamu membuat Instagram story terbaru maka saat mereka membuka aplikasi Instagram di hp nya snapgram kamu lah yang akan muncul pertama kali disebelah kiri atas ig mereka. Nah sudah paham kan yang aku jelaskan di atas. Dari sini kamu bisa tau siapa yang...

Modus Pemalsuan Pelat Nomor di Berbagai Negara & Upaya Mencegahnya

Di Amerika Serikat, kepolisian menggunakan alat pemindai pelat nomor kendaraan untuk melacak penjahat. Di Indonesia juga alat serupa. tirto.id - Pemalsuan pelat nomor kendaraan bermotor kerap terjadi di Indonesia. Di Jakarta, pelat palsu ini biasanya digunakan sebagai modus agar melenggang di jalur ganjil-genap tanpa dicegat polisi. Pada sisi lain, pelat imitasi kerap dipergunakan untuk pencurian, penipuan, dan kasus pidana lainnya. Siasat mencurangi aturan hukum itu juga terjadi di berbagai negara lain. Misalnya di Amerika Serikat (AS). Pada Juni 2018 lalu, dua pria asal Sacramento, California, Joseph Seeger, dan Travis Quigley ditangkap. Hal itu diberitakan The Sacramento Bee. Saat menggeledah, polisi menemukan peralatan atletik curian senilai 3.000 dolar AS di dalam mobil. Temuan itu berawal dari kecurigaan polisi pada pelat nomor mobil mereka yang tertulis angka “19”. Angka yang dari gorekan spidol itu berada di ujung pelat nomor. Sedangkan di Austin, AS, polisi mencurigai...

Ada Gangguan Listrik, KRL Menuju Bekasi Hanya Sampai Cakung

Liputan6.com, Jakarta - Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line yang menuju Stasiun Bekasi dihentikan hanya sampai Stasiun Cakung. Penyebabnya, ada gangguan listrik aliran atas. " #InfoLintas Terdapat gangguan listrik aliran atas antara jalur Tambun-Bekasi, saat ini masih dalam penanganan petugas dinas terkait. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan perjalanan Anda ," tulis akun twitter Info Commuter Line‏ @CommuterLine, Senin (2/4/2019). Sejumlah rangkaian kereta yang menuju Stasiun Bekasi hanya berhenti sampai Stasiun Cakung. Rangkai kereta tersebut langsung diberangkatkan kembali ke arah Stasiun Jakarta Kota. " Proses penanganan perbaikan listrik aliran atas masih memerlukan tambahan waktu estimasi ± 45 menit, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan perjalanan Anda ," @CommuterLine menambahkan. PT Kereta Commuter Indonesia pun mengimbau agar penumpang menggunakan transportasi lain. " #InfoLintas Info Lanjut proses perbaikan listrik aliran atas masih ...