Skip to main content

Kapten Batik Air Ini Berikan Penjelasan soal Keamanan Terbang Hingga Dirut Teknik Lion Air Diganti

Capture Youtube

Kapten Vincent Raditya.

TRIBUN-MEDAN.COM - Kapten Pesawat Batik Air, Vincent Raditya, menjawab pertanyaan yang sering ditujukkan padanya.

Vincent mengungkapkan, dirinya sering mendapat pertanyaan seputar keamaan terbang menggunakan maskapai Lion Air.

Seperti yang diketahui, Batik Air merupakan anak dari perusahaan Lion Air, dan keduanya tergabung dalam Lion Air Group.

Pertanyaan tersebut dijawan langsung oleh Vincent melalui vlog YouTube miliknya, Vincent Raditya, pada Selasa (30/10/2018).

Mulanya, ia bercerita pengalaman dirinya yang pernah menerbangkan pesawat yang rusak parah.

Namun, kala itu ia masih menjadi Co-Pilot dan belum menjadi pilot.

Pengalaman itu ia dapatkan saat karier pertama di maskapai yang kini sudah tidak beroperasi lagi, namun Vincent enggan menyebutkan nama maskapainya.

"Saya dulu pernah bekerja di sebuah maskapai di mana maskapainya udah gakada, bertahun-tahun yang lalu awal mula saya di penerbangan di mulai, pesawatnya begitu rusak yang tidak di maintenance," ujar Vincent.

"Kita kalau mau terbang tu, list equipmentrusaknya banyak sekali numpuk, pada waktu itu saya enggak begitu mengerti saya masih co-pilot waktu itu."

"Kita terbang-terbang aja, setelah saya mengerti sekarang, aduh gila gue terbang dulu bahaya banget ya, bisa celaka, dan nyatanya tidak ada yang celaka itu pesawat," tambahnya.

Vincent mengatakan bahwa pesawat yang memiliki kerusakan dan tidak di maintenaceitu masih bisa diandalkan.

"Saya katakan pesawat are very reliable(dapat diandalkan) multiple values aja gakmembuat pesawat itu bisa langsung jatuh, nah itu saya buktikan sendiri, saya terbangin pesawat yang notabennya rusaknya luar biasa A, B, C, dari hydrolic dari apa, dan pesawat itu tidak ada yang crash," tambah Kapten Lion Air ini.

Ia juga menerangkan, perbedaan antar maskapai yang membeli pesawat dengan seri yang sama namun selalu dibanding-bandingkan karena dirasa berbeda.

"Sekarang Lion Air beli Boeing 737-800 yang Max serinya, lalu Garuda juga beli yang sama, menurut kalian pabriknya sama atau tidak? Sama."

"Terus apa yang membedakan, antara Lion, Garuda, Sriwijaya apa yang membedakan? ya sama saja guys mereka hanya user jadi antara Lion, Batik, Sriwijaya ya sama saja gakada perbedaannya," tambahnya.

Namun, pernyataan dari Vincent ini sering mendapatkan bantahan karena perbedaan itu terletak pada perawatan/ maintenancepesawat.

"Ooh enggak Capt enggak kayak gitu, ya kita lihat aja dari segi maintenance?," ujar Vincent menirukan pembantah dirinya.

"Kalau boleh jujur memang adamaintenance ada mempengaruhi tapi maskapai yang seperti apa?,"

Kemudian ia bercerita pengalamannya yang sudah tiga kali berganti maskapai penerbangan.

Ia menyebut maskapai penerbangan pertamanya dengan maskapai A, lalu yang kedua dengan maskapai B, dan maskapai C.

"Kalau kita bicara maintenace, oh Lion maintenance-nya seperti A seperti B, sepengalaman saya membawa pesawat dari 2010 dari maskapai A, B, C. Di maskapai B dan C saya merasakan saya dimanusiakan karena kerusakan sedikit mereka perbaiki, berbeda sama maskapai A, waduh ini bisa dipending beli part-nya nanti, itu bahaya," ujarnya.

Namun, hal itu berbeda dengan masa kini yang tidak bisa hanya menggampangkan jika ada kerusakan di pesawat.

"Tapi saya bisa pastikan di indonesia tidak bisa melakukan itu, sekarang udah ketat," ujarnya.

Lihat video selengkapnya:

(TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Direktur Teknik Lion Air Dibebastugaskan

Sementara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan Direktur Teknik Lion Air dan perangkat yang berkaitan dengan penerbangan pesawat JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang dibebastugaskan.

Diketahui Direktur Teknik Lion Air adalah Muhammad Arif.

Budi mengungkapkan, posisi tersebut akan diganti dengan orang lain sebagai konsekuensi dari kecelakaan yang terjadi pada pesawat tersebut pada Senin (29/10/2018).

"Sanksi secara korporasi akan diberikan setelah ada (hasil investigasi) dari KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi).

Tapi, hari ini kami akan membebastugaskan Direktur Teknik Lion Air," kata Budi kepada pewarta di JIEXpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (31/10/2018) pagi.

Budi menegaskan, selain posisi Direktur Teknik Lion Air yang diganti, seluruh pihak terkait atau perangkat teknis yang berhubungan dengan penerbangan tersebut juga diganti.

Ketika ditanya mengenai wewenang penggantian jajaran direksi di Lion Air, Budi memastikan pihaknya dapat melakukan hal tersebut.

"Kami memiliki wewenang (membebastugaskan Direktur Teknik Lion Air). Ini masalah bagaimana meningkatkan safety," tutur Budi.

Ketika dikonfirmasi Kompas.com kepada Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengenai pernyataan Menhub, namun yang bersangkutan belum memberikan respons. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Menhub: Direktur Teknik Lion Air Dibebastugaskan

Comments

Popular posts from this blog

Urutan Viewers Instagram Stories Berdasarkan Apa? Ini Penjelasannya!

Urutan viewers instastory paling atas berdasarkan apa? Ayo pasti penasaran kan? Nah sejak keluar algoritma Instagram terbaru kemarin, urutan viewers snapgram teratas atau yang melihat instastory paling atas adalah mereka yang paling perhatian sama kamu. Maksudnya mereka itu sering sekali kepo atas kehidupan kamu. Walaupun mereka tidak pernah melakukan like atau berkomentar di foto yang kamu upload, tapi mereka selalu buka profil ig kamu untuk melihat foto terbaru kamu serta snapgram kamu tak ketinggalan juga. Tidak percaya? Coba deh kamu cek sendiri viewer ig story kamu, nah yang melihat atau instastory viewer paling atas pasti orang-orang yang sama meski orang tersebut jarang like atau berkomentar pada foto Instagram kamu. Jadi saat kamu membuat Instagram story terbaru maka saat mereka membuka aplikasi Instagram di hp nya snapgram kamu lah yang akan muncul pertama kali disebelah kiri atas ig mereka. Nah sudah paham kan yang aku jelaskan di atas. Dari sini kamu bisa tau siapa yang...

Modus Pemalsuan Pelat Nomor di Berbagai Negara & Upaya Mencegahnya

Di Amerika Serikat, kepolisian menggunakan alat pemindai pelat nomor kendaraan untuk melacak penjahat. Di Indonesia juga alat serupa. tirto.id - Pemalsuan pelat nomor kendaraan bermotor kerap terjadi di Indonesia. Di Jakarta, pelat palsu ini biasanya digunakan sebagai modus agar melenggang di jalur ganjil-genap tanpa dicegat polisi. Pada sisi lain, pelat imitasi kerap dipergunakan untuk pencurian, penipuan, dan kasus pidana lainnya. Siasat mencurangi aturan hukum itu juga terjadi di berbagai negara lain. Misalnya di Amerika Serikat (AS). Pada Juni 2018 lalu, dua pria asal Sacramento, California, Joseph Seeger, dan Travis Quigley ditangkap. Hal itu diberitakan The Sacramento Bee. Saat menggeledah, polisi menemukan peralatan atletik curian senilai 3.000 dolar AS di dalam mobil. Temuan itu berawal dari kecurigaan polisi pada pelat nomor mobil mereka yang tertulis angka “19”. Angka yang dari gorekan spidol itu berada di ujung pelat nomor. Sedangkan di Austin, AS, polisi mencurigai...

Ada Gangguan Listrik, KRL Menuju Bekasi Hanya Sampai Cakung

Liputan6.com, Jakarta - Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line yang menuju Stasiun Bekasi dihentikan hanya sampai Stasiun Cakung. Penyebabnya, ada gangguan listrik aliran atas. " #InfoLintas Terdapat gangguan listrik aliran atas antara jalur Tambun-Bekasi, saat ini masih dalam penanganan petugas dinas terkait. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan perjalanan Anda ," tulis akun twitter Info Commuter Line‏ @CommuterLine, Senin (2/4/2019). Sejumlah rangkaian kereta yang menuju Stasiun Bekasi hanya berhenti sampai Stasiun Cakung. Rangkai kereta tersebut langsung diberangkatkan kembali ke arah Stasiun Jakarta Kota. " Proses penanganan perbaikan listrik aliran atas masih memerlukan tambahan waktu estimasi ± 45 menit, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan perjalanan Anda ," @CommuterLine menambahkan. PT Kereta Commuter Indonesia pun mengimbau agar penumpang menggunakan transportasi lain. " #InfoLintas Info Lanjut proses perbaikan listrik aliran atas masih ...