>>>>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan pembimbing Dr. KH. Imam Ghazali Said. SMS ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<<<<
Pertanyaan
Assalamualaikum wr wb. Saya mau bertanya Pak Yai. Saya disuruh beli barang oleh bos saya. Bos saya bilang katakanlah harga barang tersebut Rp 20.000 dan memang beliau biasa beli dengan harga Rp 20.000. Ternyata saya dapat barang yang dimaksud itu dengan harga Rp 18.000. Bolehkah selisih Rp 2000 itu saya ambil sebagai keuntungan? Saya beli ke pedagang Rp 18.000 lalu saya jual ke bos saya Rp 20.000. Atau sebaiknya saya katakan kalau harganya Rp 18.000. (Nugraha, Bogor)
Jawab:
Dalam istilah hukum Islam (fiqih), kegiatan yang Anda lakukan termasuk akad wakalah (mewakili dan mewakilkan) atau disebut dengan pemberi kuasa dan diberikan kuasa untuk melakukan jual beli. Dalam hal ini bos Anda memberikan kuasa kepada Anda untuk mewakili dirinya dalam melakukan jual beli untuk membeli barang tertentu dengan harga yang sudah ditentukan. Maka Anda harus menyampaikan informasi sekecil apapun kepada bos Anda dari hasil transaksi itu dan tidak boleh menyembunyikannya apalagi mengambil keuntungan darinya, misalkan menaikkan harga barang atau menurunkannya. Anda murni wakil dari bos Anda, bukan Anda membeli kemudian menjual lagi ke Bos Anda.
Oleh sebab itu jika Anda mengambil keuntungan 2000 dari pembelian itu, berarti Anda menjual barang yang bukan Anda miliki, sebab hakikatnya Anda membelikan barang untuk bos Anda bukan untuk Anda. Jenis akad atau transaksi semacam ini dilarang oleh Rasul saw.
Hal ini didasarkan pada sebuah hadis laporan sahabat Hakim bin Hizam ra yang datang kepada rasul dan bertanya tentang itu:
قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ يَأْتِينِى الرَّجُلُ فَيُرِيدُ مِنِّى الْبَيْعَ لَيْسَ عِنْدِى أَفَأَبْتَاعُهُ لَهُ مِنَ السُّوقِ فَقَالَ « لاَ تَبِعْ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ ».
“wahai Rasulullah aku didatangi seorang laki-laki yang ingin membeli barang yang tidak kumiliki, apakah aku membelikannya dari pasar. Maka Rasulullah bersabda “ Janganlah Engkau menjual barang yang tidak Engkau miliki”. (Hr. Abu Dawud:3505). Konteks hadis ini adalah dilarang menjual barang yang bukan miliknya, artinya tidak boleh mengambil keuntungan dari barang yang belum dimiliki secara sempurna.
Kecuali, bos Anda mengatakan, “Beli-lah barang itu (berapapun harganya) nanti aku beli dengan harga 20.000!”. Nah, bentuk transaksi seperti ini boleh Anda mengambil keuntungan. Sebab bos tau kalau dia sedang beli kepada Anda, bukan kepada orang lain.
Atau dengan mengatakan kepada beberapa orang, “Siapa saja yang punya barang ini dan itu akan saya beli @ 20.000”. Nah, akad ini juga boleh mengambil keuntungan 2000 dari pembelian Anda 18.000 sebab ini disebut sebagai akad jua’lah.
Selama Anda adalah pegawai bos dan Anda hanya melaksanakan tugas Bos, baik itu hanya sekedar diberikan kuasa atau disewa jasa tenaga Anda untuk bekerja, maka haram hukumnya mengambil keuntungan sendiri tanpa sepengetahuan bos Anda. Semoga ini memberikan pemahaman yang jelas. Amin. Wallahu A’lam.
Comments
Post a Comment