Kulon Progo (Antara Jogja) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan uji coba pelaksanaan program bantuan pangan non tunai di Desa Margosari dan Desa Tawangsari.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kulon Progo Eko Pranyoto di Kulon Progo, Senin, mengatakan secara keseluruhan, ada 47.343 penerima di Kulon Progo.
Pada masa ujicoba bantuan pangan non tunai (BPNT) selama Juni dan Juli, dilakukan bagi 460 orang penerima di Desa Tawangsari dan 511 penerima di Desa Margosari, Pengasih.
"Program uji coba BPNT ini, diberikan pemerintah pusat kepada Kulon Progo, agar nantinya pemkab dapat mengusulkan teknis terbaik dalam mendistribusikan BPNT ke penerima bantuan. Atau dijadikan model cara pendistribusian BPNT, pada 2018 saat BPNT resmi diterapkan," kata Eko.
Ia mengatakan BPNT akan resmi mulai diberlakukan tahun depan, sebagai pengganti beras untuk keluarga sejahtera (rastra).
"Keluarga penerima manfaat, nantinya dapat membelanjakannya di warung-warung, yang bekerja sama dengan bank tertunjuk yakni Bank Negara Indonesia. Jumlah bantuan sebesar Rp110.000 tiap bulan, dialokasikan untuk membeli beras dan telur," kata Eko.
Ia mengatakan BPNT ini diberikan langsung kepada keluarga penerima manfaat, dengan disalurkan secara non tunai, lewat sebuah rekening bank yang ditunjuk pemerintah. Perbedaan yang mencolok dari BPNT adalah daftar penerima yang sudah terdata berdasarkan nama dan alamat ibu. Bukan lagi nama kepala keluarga seperti data penerima rastra.
Selain itu, bila rastra hanya memberikan bantuan dalam bentuk beras, BPNT diterima dalam bentuk buku rekening tabungan dan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM).
"Mereka nanti belanja menggunakan kartu ATM tadi, di warung-warung yang sudah ada mesin Electronic Data Capture (EDC). Mereka juga bisa menggunakan rekening itu menabung, tidak harus mengambilnya tiap bulan," katanya.
Kepala Desa Tawangsari, Pengasih. Sigit Susetya mengatakan pihaknya menyiapkan seluruh perangkatnya dalam menyambut BPNT ini. Mengingat belum semua penerima bantuan, yang mayoritas sudah berusia lanjut, terbiasa dengan metode pembayaran menggunakan ATM.
"Kami akan semaksimal mungkin melayani warga yang mungkin akan datang ke balai desa, dengan keluhan lupa nomor pin ATM, atau kehilangan kartu," katanya.
KR-STR
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2017
Comments
Post a Comment