Duniaku - Angkatan Udara Australia prihatin tentang perkembangan teknologi yang secara radikal dapat mengubah operasi militer dimasa depan, tulis The Strategist.
Di antara ancaman potensial terhadap keamanan global ahli menyebut itu adalah kecerdasan buatan, nanoteknologi, pembelajaran mesin dan sistem bawah laut yang tidak berawak. Publikasi mencatat bahwa kekhawatiran terbesar bukanlah terletak pada penciptaan teknologi baru, tetapi perkembangannya yang sangat cepat.
Kecerdasan buatan telah lama belajar melampaui kemampuan manusia, tulis The Strategist. Misalnya, pada tahun 2015, untuk pertama kalinya komputer mengalahkan pemain profesional dari permainan papan Go, yang sebelumnya dianggap mustahil.
Sebagai contoh lain, publikasi ini mengutip pencapaian program Alpha Zero, yang dirancang untuk bermain catur. Hal ini tidak hanya mampu mengalahkan seseorang, tetapi juga dengan sendirinya mampu mengembangkan strategi untuk permainan hanya dalam beberapa jam pelatihan.
Perlu dicatat bahwa para ahli sangat prihatin tentang pengembangan perangkat mikro tanpa awak yang dapat bergerak tanpa menggunakan GPS, dan juga menemukan dan menghancurkan benda-benda kecil. Penulis materi menekankan bahwa gadget tersebut dapat dibeli dalam jumlah yang signifikan bahkan dengan anggaran kecil.
Teknologi militer menggunakan kecerdasan buatan berkembang lebih cepat daripada layanan serupa di bidang rekreasi dan hiburan. Para ahli menyatakan bahwa hari ini bahkan kelompok teroris mulai menggunakan drone untuk memindahkan granat tangan dan bahan peledak.
Salah satu perkembangan paling berbahaya, publikasi menyebut pesawat tempur multiguna X 47B. Drone ini dapat lepas landas, mendarat dan melaksanakan misi tempur tanpa intervensi manusia. X 47B "diprogram untuk menghancurkan semua yang masuk ke dalam jangakuannya," tulis The Strategist.
Perkembangan teknologi semacam ini menandai akhir jaman, penulis materi merangkumnya. Menurutnya, kecerdasan buatan akan mengubah masa depan konflik militer, dan mungkin, dari semua umat manusia.
© AP Photo / Globe Newswire
Comments
Post a Comment