MI/SUMARYANTO BRONTO
KEINDAHAN perdesaan kini menjadi destinasi wisata yang menguntungkan. Dukungan pemerintah yang gencar untuk membangun desa dan peran media sosial dalam mempromosikan destinasi itu. Dengan menjadi destinasi wisata, perekonomian masyarakat desa pun meningkat.
Salah satunya Desa Pujon Kidul yang terletak satu jam dari Kabupaten Malang, Jawa Timur. Desa ini dipimpin Udi Hartoko. Udi yang menjabat sejak 2011 ini sebelumnya security di salah satu perusahaan air mineral.
"Pertama kali itu saya jadi security di salah satu perusahaan air mineral di Bandaan tahun 2007. Kemudian, saya pindah lagi ke Kota Wisata Batu dan masih jadi security juga," ungkapnya pria lulusan madrasah aliah ini.
Jabatan yang diembannya itu merupakan permintaan dari masyarakat. Menjadi kepala desa juga diakuinya menjadi doa orangtuanya. Bapaknya meminta di mana pun ia bersekolah, Udi harus kembali dan membangun Desa Pujon Kidul. Sebagai putra daerah, pria berusia 41 tahun ini tahu betul permasalahan di desa.
"Desa kami itu sebenarnya desa yang sulit sekali berkembang. Sumber daya manusia sangat terbatas. Rata-rata hanya ada lulusan SMP, bahkan ada yang putus sekolah. Saya masih ingat anak seusia saya ketika SMP, satu dusun itu yang melanjutkan ke tingkat SMP hanya saya dari satu kelas. Permasalahannya adalah ketika desa kita itu subur dan uang itu juga mudah untuk dicari, ya melupakan dari sisi pendidikan," ungkap pria yang pernah menjabat sebagai manajer operasional salah satu hotel di Malang.
Potensi
Desa Pujon Kidul, kata Udi, merupakan desa yang makmur. Sayangnya, masyarakat tidak bisa mengolah potensi yang ada. Bahkan, saat Udi memutuskan berhenti dari pekerjaan yang sudah dirintis dari awal, menangis bagaimana harus mengatasi masalah yang luar biasa di desanya.
Saat ia menyampaikan visinya menjadikan Desa Pujon Kidul menjadi desa wisata, Udi dicemooh. "Mereka tidak percaya dengan potensi desa, mereka tidak memahami konsep desa wisata. Seakan-akan desa wisata itu harus mengubah alam, dengan membangun ini itu dan modal yang besar. Padahal tidak," lanjutnya.
Demi wujudkan visinya, Udin mengumpulkan anak muda desanya. Bersama mereka, Udi berusaha menonjolkan wisata edukasi dengan memperkenalkan peternakan dan pertanian di Desa Pujon Kidul. Hingga 2012, desanya kedatangan rombongan dari salah satu sekolah yang besal dari kota Gresik.
"Dengan membayar Rp25 ribu, mereka dapat wisata petik sayur, perah susu, olahan susu, dan makan. Setelah itu, baru masyarakat paham mereka mengatakan 'oh jadi ini lo yang dimaksud pak kepala desa'. Bahkan, saat itu masyarakat enggak pede menjadi guide. Akhirnya saya jadi guide, saya sempat ditertawakan masyarakat. 'Iki opo pak kepala desa loncat-loncat sendiri sambil bawa bola sama anak-anak kecil'. Padahal itu jualan wisata, tapi justru dari situ masyarakat mulai memahami konsep dari desa wisata," ungkap Udi.
Kini usaha Udi mulai menunjukkan sisi positif. Cafe Sawah kini menjadi destinasi utama. Kafe ini dikelola badan usaha milik desa atau Bumdes dan menggunakan dana dari desa sebesar Rp840 juta. Pemberian Bumdes itu menunjukkan desa memiliki potensi dan menjawab persoalan yang terjadi di masyarakat sehngga menumbuhkan potensi desa dan menumbuhkan usaha-usaha baru di desa.
Tidak semata kafe, objek wisata lainnya ialah wisata berkuda. Wisata ini memanfaatkan kuda milik warga. Selain itu, ada ATV yang bisa digunakan pengunjung untuk melihat langsung proses para ptani mengolah tanaman mereka. Bahkan, pengunjung bisa langsung bertransaksi dengan para petani dengan harga yang lebih murah dan lebih segar karena langsung dipetik ditempatnya.
"Selain itu, kami juga ada memerah susu. Jadi, kita bukan hanya menjual susunya, tapi bagaimana proses merawat sapi dan pengalaman memerah susu secara langsung. Kami juga ada olahan dari susu, seperti steak susu, dodol susu, permen susu, dan kerupuk susu," ungkap Udi.
(M-3)
Comments
Post a Comment