MuriaNewsCom, Kudus – Selain pipa air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang rusak, hujan deras di Kabupaten Kudus juga menyebabkan sejumlah sumur produksi mengalami gangguan. Kondisi ini berakibat pada pendistribusian air bersih ke rumah pelanggan.
Direktur Utama PDAM Kudus, Ahmadi Safa mengatakan, gangguan jaringan distribusi dan sumur produksi terjadi secara bergantian sejak awal Januari. Dia menjelaskan, setidaknya ada tiga desa yang sedikit terhambat pendistribusian air bersihnya karena ambrolnya sumur produksi di Kaliwungu awal pekan ini.
“Pelanggan yang terganggu layanan air bersihnya berada di kawasan Desa Purwosari, Kecamatan Kota serta Desa Garung Lor dan Prambatan Lor,” terang Safa.
Safa mengatakan jika perbaikan telah dilakukan guna mengatasi keruhnya air akibat sumur yang ambrol tersebut.
“Kami kemarin melakukan fashing atau pengurasan untuk pembersihan sisa air keruh pada pipa yang berasal dari sumur produksi yang ambrol,” ujarnya.
Terkait waktu pengerjaan, pengisian kembali air bersih pada jaringan dibutuhkan waktu sekitar dua hari. Sedangkan untuk mengembalikan sumur produksi agar menjadi bening butuh sekitar empat sampai lima hari.
Disinggung soal pelayanan pelanggan yang terganggu, pihaknya berusaha menyuplai air dari sumur produksi substutsi atau pengganti. Suplai air diambil dari sumur produksi di Desa Mijen (Kaliwungu), serta dua sumur Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) di Desa Gribig Kecamatan Gebog.
“Sekitar 500 sampai 600 pelanggan di timur Kecamatan Kaliwungu yang terganggu karena airnya keruh,” tutur Safa.
Terkait hal ini, pihaknya telah memberitahukan perbaikan ini ke pelanggan sekaligus meminta maaf atas ketidaknyamanan sementara tersebut.
Selain di Kaliwungu, gangguan juga terjadi di sumur produksi di Desa Samirejo Kecamatan Dawe Kudus. Pompa di sumur itu tak berfungsi maksimal karena terdapat kerak yang menempel di bagian impeler, filter air dan pipa penghantar.
Sumur produksi Samirejo selama ini mampu menghasilkan debit 14 liter per detik, namun setelah adanya kerak yang menempel pada organ pipa dan pipa penghantar debitnya berkurang tingga 11 liter per detik.
“Kita kemudian lakukan redeveloping atau pengembalian fungsi awal pompa sehingga debitnya kembali normal,” tandas Safa.
Comments
Post a Comment